Bak Pinang Dibelah Dua! Kembar Identik di Jombang Ijab Kabul Bersama dalam Nuansa Jawa

JOMBANG, iNewsSidoarjo.id-Sebuah pemandangan langka dan penuh kehangatan mewarnai Desa Bakalan, Kecamatan Sumobito, Jombang, Minggu (6/4/2025) siang. Pasangan suami istri Suparno dan Khomsatun menggelar pernikahan putra kembar identik mereka, Muhammad Khasan dan Muhammad Khusen, dalam sebuah upacara pernikahan yang unik.
Keunikan acara ini tidak hanya terletak pada kedua mempelai yang serupa bak pinang dibelah dua, tetapi juga pada perpaduan tradisi Jawa yang dilestarikan dengan khidmat. Rumah Suparno dan Khomsatun di RT 04 RW 02 Desa Bakalan, seketika berubah menjadi panggung megah bagi perayaan cinta dan persatuan.
Sejak pagi hari, suasana nampak meriah oleh sanak saudara, tetangga, dan para tamu undangan yang antusias menyaksikan momen istimewa ini. Tak hanya itu, aroma masakan tradisional Jawa yang menggugah selera bercampur dengan alunan gamelan yang syahdu, menciptakan atmosfer yang begitu kental dengan budaya luhur.
Kedua mempelai pria, Khasan dan Khusen, tampil gagah dalam balutan busana pengantin adat Jawa lengkap dengan blangkon dan keris terselip di pinggang. Ketampanan mereka yang nyaris identik semakin menambah daya tarik acara ini.
Sementara itu, kedua mempelai wanita pun tak kalah anggun dalam kebaya berwarna senada, memancarkan aura kebahagiaan dan keanggunan khas wanita Jawa. Prosesi pernikahan berlangsung khidmat mengikuti tata cara adat Jawa yang diwariskan turun-temurun.
Mulai dari siraman yang melambangkan penyucian diri, midodareni sebagai malam terakhir kebersamaan sebelum menikah, hingga ijab kabul yang menjadi puncak dari seluruh rangkaian acara. Setiap tahapan dilaksanakan dengan penuh makna dan simbolisme, dipandu oleh sesepuh adat yang berpengalaman.
Salah satu momen yang paling mencuri perhatian adalah, saat kedua pasang pengantin duduk berdampingan di pelaminan. Kemiripan fisik antara Khasan dan Khusen seringkali membuat para tamu undangan tertukar dalam membedakan mereka. Namun, hal ini justru menambah keunikan dan keceriaan suasana pernikahan. Suparno dan Khomsatun, sebagai orang tua yang berbahagia, tak dapat menyembunyikan rasa haru dan bangga melihat kedua putra kembar mereka mengikat janji suci.
“Alhamdulilah acara bisa berlangsung lancar. Mudah-mudahan kedua anak saya dapat membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah,” terang Suparno. Minggu (6/4/2025).
Keputusan untuk menikahkan kedua putra kembar secara bersamaan, dan mengusung adat Jawa sebagai tema utama, merupakan wujud kecintaan keluarga terhadap tradisi dan keinginan untuk melestarikan budaya leluhur. “Kedua anak saya nikahkan bersamaan, selain untuk menghemat biaya, juga agar menyenangkan keduanya karena mereka lahir bersama. Saya sengaja menggunakan adat jawa agar budaya leluhur tidak punah,” jelas Suparno.
Pernikahan kembar identik dengan sentuhan adat Jawa yang kental ini tidak hanya menjadi momen bersejarah bagi keluarga Suparno dan Khomsatun, tetapi juga menjadi pengingat akan kekayaan budaya Indonesia yang patut untuk terus dijaga dan dilestarikan. “Mudah mudahan ini bisa menjadi inspirasi bagi yang lainnya,” tandas Suparno.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan