Mantan Pemain Persebaya Nurkiman, Kehilangan Penglihatan Akibat Ulah Suporter Barbar

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - kisah kelam Nurkiman, pemain Persebaya Surabaya yang harus kehilangan penglihatan karena ulah suporter barbar menarik untuk diulas.
Insiden memilukan tersebut terjadi saat Persebaya Surabaya berjumpa Persema Malang pada laga Liga Dunhill di Stadion Gajayana Malang, Selasa 26 Desember 1995.
1. Oknum Suporter Menyerang Bus Persebaya Surabaya Setelah laga tersebut, skuad Persebaya Surabaya langsung pulang menggunakan bus. Nahas, perjalanan pulang itu jadi salah satu kenangan pahit yang harus dialami oleh Nurkiman. Nurkiman yang saat itu duduk di dekat jendela bus Persebaya Surabaya dan bersebelahan dengan Mursyid Effendi secara tiba-tiba mendapatkan lemparan ketapel dari oknum suporter tuan rumah.
Malangnya, lemparan batu itu membuat kaca jendela pecah dan serpihan kaca bus pun mengenai mata kiri sang pemain. "Setelah laga kami pulang dengan bus, tapi jalannya melambat karena di pinggir jalan banyak suporter Malang. Di tikungan dilempari batu, saya tengok ke kiri, kaca pecah diketapel, di sebelah kanan saya itu Mursyid," kenang Nurkiman dalam obrolan di kanal YouTube Omah Bal-Balan, dikutip dari okzone.com pada Minggu (23/2/2025).
"Busnya tidak ada kaca film, sehingga membuat mata kiri saya terkena serpihan kaca hingga cacat sampai sekarang," lanjut dia. Nurkiman pun langsung menuju ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama dengan menggunakan ambulans.
2. Pukulan Telak untuk Nurkiman Insiden tersebut tentu menjadi pukulan telak bagi Nurkiman. Bagaimana tidak? Nurkiman yang saat itu masih berusia 22 tahun harus pensiun dini dari dunia yang sangat ia cintai tersebut. Di usia yang masih belia itu, Nurkiman memiliki banyak kesempatan untuk menjadi pilar masa depan Persebaya Surabaya, bahkan Timnas Indonesia.
Dengan kondisi mata seperti itu, dokter pun memvonis Nurkiman tidak bisa melanjutkan kariernya sebagai pesepakbola. "Usia saya saat itu baru 22 tahun, susah, kacau hati saya mendengar kabar itu, bahwa saya tidak bisa lagi bermain bola. Nggak karu-karuan sepanjang perjalanan ambulans," tuturnya.
"Sampai sekarang di dalam mata kiri saya masih ada serpihan kacanya. Kata dokter kalau diambil bola mata bisa gembos. Saya masih sempat bermain tapi setengah kompetisi, karena memang pandangan terbatas," kata Nurkiman.
Setelah insiden di Malang tersebut, Nurkiman lebih banyak menjalani penyembuhan dan bekerja di lingkungan PDAM Kota Surabaya. Profesi sampingan yang telah ia jalani sebelum peristiwa nahas tersebut.
Demikian ulasan mengenai kisah kelam Nurkiman, pemain Persebaya Surabaya yang harus kehilangan penglihatan karena ulah suporter barbar. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan