get app
inews
Aa Read Next : Rela Ditembak Bawahan demi Lucuti Senjata Musuh, Ini Sosok Letnan Jenderal Soegito

Kemampuan Intelijen Prajurit Kopasus Nyamar Jadi Tukang Durian

Selasa, 15 Maret 2022 | 08:46 WIB
header img
Selain memiliki kemampuan tempur tinggi, prajurit Kopassus juga memiliki keahlian inteljen. ( Foto : Istimewa )

JAKARTA, iNews.id - Komando Pasukan Khusus ( Kopasus ) kemampuan bertempurnya tentu sudah banyak diketahui masyarakat, yang memiliki kemampuan di atas rata rata pasukan pada umumnya.

Selain itu, Kopasus juga memiliki keahlian inteljen yang handal. Prajurit Kopassus yang tergabung dalam satuan intelijen Sandi Yudha rata-rata jago menyamar dan pemberani.

Bahkan, mereka pernah dikirim untuk menyusup ke pusat kekuasaan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh. Dengan cerdik, prajurit yang dikirim menyamar menjadi tukang durian untuk mengelabui musuh.

Cerita menegangkan itu disampaikan oleh Sersan Badri (bukan nama sebenarnya) dalam buku 'Kopassus untuk Indonesia Jilid II' dikutip Jumat (11/3/2022). Dikutip inewssidoarjo.id dari iNews.id Selasa, (15/3/2022)

Badri menyamar jadi tukang durian yang mengirim dagangan dari Medan ke Lhokseumawe. Dia harus melewati pos penjagaan dan pemeriksaan aparat sembari membawa dagangan durian. Saat melintas, dirinya mengaku kerap kali diminta jatah durian.

"Saya beri dua buah durian justru dimarahi lalu ditempeleng. Katanya, kalau untuk GAM pasti saya memberi banyak. Di sini ada satu peleton anggota yang berjaga, mana cukup kalau cuma dua buah durian?" katanya.

Setelah itu, Badri memetakan situasi lapangan di Aceh selama setahun, khususnya Lhokseumawe yang menjadi basis kekuatan militer GAM.

Badri pun akhirnya bisa merangkul petinggi GAM dan meposisikan dirinya sebagai petinggi TNI yang menjadi pejuang GAM. Demi penyamaran sempurna, Badri dan kelompok GAM harus beberapa kali mengecoh pasukan TNI yang sedang berpatroli.

Gerak-gerik Badri memang tidak diketahui pasukan TNI, hanya unsur pimpinan yang tahu. Singkat cerita, setelah pemberlakukan Darurat Militer pada tahun 2003, ruang gerak GAM makin sempit.

Para petinggi GAM mulai minta dilakukan perdamaian. Tim Kopassus yang menyusup ke wilayah GAM melaporkan amunisi dan logistik GAM sudah sangat menipis.

Usai Hari Raya Idul Fitri 2004, turun perintah untuk menangkap tokoh kunci GAM hidup atau mati.

"Semua tokoh kunci yang menjadi sasaran berada di Cot Girek. Hingga saya pamit pukul 15.00 mereka masih ada di sana. Saya pun masih sempat memberi informasi terakhir kepada induk pasukan. Hari H dan Jam J serangan ditetapkan," tutur Badri.

Markas GAM di rawa-rawa Cot Girek kemudian diserbu Kopassus dari semua arah. Gubernur GAM Said Adnan dan ajudannya seorang desersi TNI tewas karena terkena tembakan di dada dan perut.

Hingga pada akhir tahun 2004, tsunami menerjang Aceh sehingga kekerasan berangsur surut. Perjanjian damai Helsinki akhirnya ditandatangani. inewssidoarjo.id

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Follow Berita iNews Sidoarjo di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut