YOGYAKARTA, iNewsSidoarjo.id-Gadjah Mada Airport Transporter electric (GATe), nama kendaraan listrik karya Faktultas Univeritas Gajah Mada (UGM). Keren, kendaraan buatan anak negeri ini mampu menempuh jarak hingga 70 km setelah diisi daya selama 6 sampai 7 jam.
Ketua Tim Pengembang GATe Muh Arif Wibisono menyatakan GATe dikembangkan mulai tahun 2019 didesain sebagai kendaraan bandara berkecepatan rendah di bawah 25 km per jam dengan kapasitas 4 hingga 6 orang.
Dalam pengembangannya, menurut dia, tim peneliti berupaya meningkatkan penggunaan komponen lokal sesuai dengan Peraturan Presiden yang mengatur tentang penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
"Sebenarnya hampir semua bisa kita produksi sendiri tapi masih dalam skala prototipe, sehingga butuh proses lagi untuk mencapai keandalan untuk dipakai oleh konsumen. Saat ini sudah sekitar 50-60 persen," katanya dilansir dari Yogya.iNews.id, Sabtu (5/3/2022).
Arif menambahkan tim peneliti akan terus melakukan pengembangan pada GATe hingga jumlah komponen yang bisa diproduksi meningkat. Prototipe GATe sendiri telah diuji di beberapa lokasi, di antaranya di lingkungan kampus UGM, Bandara YIA, dan Candi Borobudur, dengan berbagai pengukuran performa yang dibutuhkan.
"Sekarang kita masuk ke tahun ketiga untuk finalisasi, jadi ini sudah cukup matang. Tinggal mungkin ada beberapa perbaikan nantinya sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen seperti apa," ujar dia.
Riset kendaraan listrik untuk kebutuhan khusus dilakukan melalui kerja sama LPDP dengan Direktorat Penelitian UGM. Fakultas Teknik UGM juga menerima bantuan Dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT Angkasa Pura I untuk pembuatan dan pengembangan GATe.
Penyerahan kendaraan listrik yang diproduksi UGM kepada PT Angkasa Pura I. Arif mengaku kendaran listrik ini akan digunakan untuk layanan transportasi di Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA).
"Rencananya ada tujuh unit, tetapi sementara satu unit dulu yang sudah selesai untuk hari ini dan secara simbolis kami serahkan kepada AP I untuk penggunaan di Bandara YIA," ucapnya.
Rektor UGM Prof Panut Mulyono berharap kendaraan itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendukung pelayanan di bandara. "Ini adalah suatu penghargaan bagi kami di UGM, dan juga sebagai pengujian untuk produk yang telah dibuat. Jika diperlukan tentunya akan dilakukan perkembangan untuk perbaikan kualitas sehingga menjadi lebih baik," kata Panut.
Rektor mengatakan produk ini diharapkan dapat digunakan tidak hanya di YIA tetapi juga di berbagai bandara di Indonesia, sebagai alternatif bagi kendaraan untuk transportasi bandara yang diimpor dari berbagai negara.
"Tentu kami berhadap bandara di Indonesia akan memanfaatkan mobil listrik buatan kita sendiri," ujar dia.
Editor : Nanang Ichwan