Sementara itu, Wiwit Sudarsono, Ketua Umum Perkumpulan Armada Sewa (PAS) Indonesia, mengungkapkan bahwa program BBM Satu Harga memang memberikan manfaat bagi para supir angkutan umum online di daerah.
Namun, tarif yang mereka terima masih tergolong rendah dan belum diatur secara jelas.
"Pendapatan kami menjadi minim karena perang tarif di pasar, sementara pengeluaran kami tetap, bahkan meningkat," ujar Wiwit.
Di sisi lain, Adri Wiyanto, Presiden Mahasiswa UHAMKA, mengingatkan bahwa sumber energi fosil dan minyak bumi yang digunakan saat ini bersifat terbatas. Oleh karena itu, penetapan kuota BBM menjadi langkah penting untuk memastikan pemerataan akses energi.
Adri juga menyoroti tentang subsidi BBM yang masih dinikmati oleh orang mampu. Hal ini, menurutnya, berdampak besar pada ketidakmerataan energi.
"Kita perlu meningkatkan kesadaran agar energi dapat terjangkau dan merata di seluruh penjuru negeri, termasuk di daerah 3T," tutup Adri.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan