SIDOARJO, iNews.id - Menjelang bulan Ramadhan, Desa Sendengan Mijen, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, memiliki tradisi unik untuk menyambutnya. Tradisi tersebut adalah ruwat desa dengan membuat tumpeng raksasa setinggi 12 meter yang terbuat dari tempe yang digelar pada Minggu, (3/3/2024) pagi.
Tumpeng raksasa ini menjadi rebutan warga setelah didoakan oleh sesepuh desa bersama warga. Sebelumnya, tumpeng raksasa dengan tumpeng lainnya, diarak keliling desa setempat.
Kades Sendengan Mijen, Muhammad Hasanuddin, menjelaskan bahwa ritual ini dilakukan rutin setiap tahun sebagai bentuk syukur dan doa untuk kelancaran dan keberkahan di bulan Ramadhan.
"Tradisi ini sudah ada sejak lama dan menjadi simbol rasa syukur warga atas hasil panen kedelai dan tempe," kata Hasanuddin.
Tumpeng raksasa ini dibuat oleh warga desa sendiri dengan menggunakan 75 kwintal kedelai. Proses pembuatannya memakan waktu sekitar 24 jam.
"Tempe yang digunakan berasal dari para perajin tempe di desa ini. Mereka menghibahkan tempenya sebagai bentuk sedekah dan doa," jelas Hasanuddin.
Ribuan warga antusias mengikuti tradisi ini. Mereka berebut tempe yang dilempar dari atas tumpeng. Bagi mereka, mendapatkan tempe dari tumpeng raksasa ini membawa berkah dan rejeki.
"Senang sekali bisa ikut tradisi ini. Meski tempenya remuk, tapi kami tetap senang," kata Santosa, salah satu warga.
Tradisi ruwat desa dengan tumpeng tempe raksasa ini menjadi daya tarik tersendiri bagi Desa Sendengan Mijen. Tradisi ini diharapkan dapat terus dilestarikan sebagai warisan budaya dan identitas desa.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan