JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Kota Saranjana telah menjadi panggung bagi serangkaian peristiwa di luar nalar dan di luar batas logika manusia. Cerita menggemparkan tak masuk akal telah menjadi bahan pembicaraan di penjuru kota bahkan ikut ramaikan jagat maya, sehingga memicu tanda tanya besar.
Banyak peristiwa janggal yang dialami saksi mata, baik dari masyarakat lokal di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan maupun pendatang terkait keberadaan kota gaib Saranjana. Salah satunya dialami seorang kurir bernama Bakri yang pernah mengantarkan sebuah paket ke Kota Saranjana. Peristiwa yang terjadi pada tahun 2016 itu diceritakan kembali oleh channel YouTube Podcast Horor Reborn.
Diketahui jika paket tersebut ditujukan atas nama Kaayat Bakena, dengan alamat di Kota Saranjana, Desa Oka-Oka, Kecamatan Pulau Laut, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Lantaran bingung dengan alamat yang menurutnya asing itu, Bakri pun berinisiatif mencari informasi, termasuk menelepon nomor yang tertera di paket, namun tidak mendapatkan respons apapun.
Ia kembali membuka Google Maps pun hasilnya nihil. Pria itu lalu berhenti sejenak di sebuah warung kopi dan bertanya ke penduduk setempat. Namun, nama dan lokasi yang dituju juga tidak dikenal oleh penduduk sekitar warung.
Menolak menyerah, Bakri tetap melanjutkan perjalanan dengan harapan menemukan alamat yang misterius itu. Namun, semakin jauh motornya melaju yang ditemuinya hanyalah hutan belantara.
Saat kebingungan Bakri mencapai puncaknya, ia pun bertemu dengan seorang pria paruh baya. Ia pun berhenti untuk bertanya.
"Maaf pak mau tanya, kalau ke Kota Saranjana arahnya ke mana ya pak?" tanya Bakri kepada pria itu, dikutip dari okzone.com pada Rabu (27/12/2023).
"Oh jalan terus saja, sebentar lagi juga sampai," jawab pria paruh baya tadi.
Pada masa itu, layanan jual beli online memang belum sepenuhnya berkembang, dan sistem pembayaran kontan di tempat atau Cash on Delivery alias COD masih jarang diterapkan.
Namun, saat mengantarkan paket terakhir, Bakri mengecek alamat yang tertera justru tidak terdaftar di Google Maps. Karena merasa lega, Bakri pun melanjutkan perjalanannya menuju Kota Saranjana.
Namun, ia juga penasaran dengan pria misterius yang ditemui di tengah hutan tadi. Matanya pun seolah terdorong untuk melihat ke kaca spion motor. Alangkah kagetnya Bakri saat melihat pria itusudah lenyap secepat kilat.
"Masak iya cepat banget hilangnya tuh orang," gumam Bakri dalam hati.
Tak lama melajukan motornya, penampakan bangunan megah samar-samar terlihat dari kejauhan. Ia pun takjub dan tak habis pikir jika ada kota mewah modern yang berdiri di tengah hutan. Bakri pun semakin bersemangat memasuki kota itu, hingga sampailah dia pada seorang wanita yang sedang membeli buah-buahan.
Namun, perhatiannya justru teralih pada buah manggis yang ukurannya luar biasa besar di luar nalar. Ia keheranan melihat buah-buahan yang subur dan ukurannya super jumbo itu. Bakri lantas berniat membelikan buah itu untuk ibunya di rumah.
Tak disangka, wanita yang membeli buah tadi kemudian menyapa Bakri.
"Mau kemana mas, mau antar paket ya?" tanya wanita itu dengan ramah.
Bakri pun menerangkan maksud kedatangannya yakni mengantarkan sebuah paket atas nama Kaayat Bakena sesuai alamat yang tertera.
Wanita itu rupanya mengenal si pemesan paket. Ia lalu menawarkan diri untuk mengantar Bakri ke alamat rumah tujuan si pemesan paket tersebut. Karena jaraknya cukup dekat, Bakri meninggalkan motornya dan berjalan kaki bersama wanita itu.
Sepanjang perjalanan, kekaguman Bakri dengan kemegahan dan kebersihan kota tiada habisnya. Tak ada yang bisa dilakukannya selain geleng-geleng kepala saking takjubnya. Sampai akhirnya, tibalah mereka di rumah si penerima paket yang ternyata rumahnya sangat megah dan indah.
Paket itupun diserahkan Bakri ke pemiliknya. Setelah menyerahkan paket ke pelanggannya, Bakri kembali diantar wanita tadi ke tempat semula mereka bertemu.
“Mas langsung pulang ya jangan main-main dulu nanti enggak bisa pulang loh, makan buahnya di rumah saja jangan di sini,” kata wanita itu mengingatkan.
Bakri pun merasa aneh dengan pesan itu. Ia merasa seperti diusir dan kehadirannya di kota itu seperti tida diharapkan. Namun, Bakri tak mau ambil pusing.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan