get app
inews
Aa Text
Read Next : Guncang Mentawai Sumbar, Gempa Terkini Magnitudo 6,4

Mengenal Titi, Seni Tato Paling Kuno yang Dipegang oleh Suku Mentawai

Jum'at, 29 Desember 2023 | 12:16 WIB
header img
Suku Mentawai, Suku asli yang menetap di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat. (Foto:ist)

MENTAWAI, iNewsSidoarjo.id - Suku Mentawai, yang merupakan kelompok asli yang menetap di Kepulauan Mentawai, Pulau Siberut, Sumatera Barat, berlokasi di daerah pedalaman. Suku Mentawai tercatat sebagai salah satu komunitas paling kuno di Indonesia.

Banyak peneliti yang mendatangi wilayah ini untuk mengkaji pola hidup dan interaksi antar-suku di bagian barat Indonesia. Mentawai, yang juga dikenal sebagai Mentawei dan Mentawi, merupakan penduduk asli Kepulauan Mentawai, terletak sekitar 100 mil dari provinsi Sumatera Barat, Indonesia.

Mereka mengadopsi gaya hidup semi-nomaden sebagai pemburu-pengumpul di lingkungan pesisir dan hutan hujan di pulau-pulau tersebut. Suku ini terkenal sebagai peramu dan pada awal penelitian, mereka belum familiar dengan praktik bercocok tanam.

Salah satu ciri khas mereka adalah penggunaan tato yang meliputi seluruh tubuh, yang memiliki hubungan dengan peran dan status sosial individu yang menggunakannya. Warisan budaya tato Mentawai, yang dikenal sebagai titi, dianggap hampir punah.

Meskipun tradisi titi masih dipertahankan di Pulau Siberut, namun di beberapa pulau lain di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, sudah semakin jarang ditemui. Orang-orang yang tinggal di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, terkenal dengan kebiasaan menato tubuh mereka, suatu tradisi yang sudah diwariskan sejak masa nenek moyang mereka.

Masyarakat Mentawai memandang tato sebagai jenis pakaian yang abadi, dan lebih dari itu, tato tersebut juga menjadi lambang dari keseimbangan antara manusia dan lingkungan alam di sekitarnya.

Istilah yang digunakan untuk tato di Mentawai adalah 'titi'. Praktik menato ini sudah dikenal dalam etnis Mentawai sejak zaman Logam, khususnya pada rentang waktu antara 1500 hingga 500 Sebelum Masehi. Oleh karena itu, tato Mentawai diakui sebagai tato tertua di dunia.

Dikutip dari Sindonews, Dosen STKIP Abdi Pendidikan Payakumbuh Fikrul Hanif Sufyan mengatakan bahwa orang Mentawai sudah menato tubuh sejak kedatangan mereka ke pantai barat Sumatera. Suku Mentawai diidentifikasi sebagai kelompok Proto Melayu yang berasal dari daratan Asia, khususnya Indocina, pada zaman Logam.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tato Mentawai dianggap sebagai yang tertua di dunia, sebelum munculnya tato Mesir yang baru dikenal pada sekitar 1300 SM.

Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, tato Mentawai merupakan bagian dari tradisi dan budaya yang berfungsi sebagai simbol, tanda pengenal, atau hiasan berupa suatu sistem penandaan yang merupakan prinsip hidup. Bagi masyarakat Mentawai, tradisi tato dilakukan pada usia 7 tahun oleh seorang seniman tato yang disebut sipatiti.

Sebelum proses penatoan, mereka menjalani punen enegat atau upacara inisiasi di puturukat, yaitu galeri milik sipatiti. Acara ini dipimpin oleh seorang sikerei, dan sebelum tato dilakukan, satu ekor babi disembelih sebagai bagian dari ritual. Proses penatoan tidak melibatkan penggunaan bius, sehingga tidak dapat dilakukan sekaligus karena risiko dan rasa sakit yang tinggi.

Oleh karena itu, masyarakat Mentawai memberikan jeda sebulan atau lebih, sampai bagian yang ditato sembuh dan dianggap bagus. Jika tato belum sembuh sepenuhnya, mereka akan mengulang proses tato dan menyelenggarakan upacara kembali dengan menyembelih babi.

Pewarna untuk tato Mentawai terbuat dari campuran arang dan air tebu yang dipanaskan dengan tempurung kelapa. Proses pembuatan tato dilakukan dengan mengetok-ngetok menggunakan jarum. Setelah penatoan selesai, bagian yang ditato diolesi dengan daun kukuet (jenis daun lengkuas) untuk mencegah infeksi dan bengkak.

seseorang yang telah ditato dilarang mengonsumsi makanan berminyak karena cairan minyak dapat meresap ke dalam kulit, yang dapat memengaruhi bentuk tato.

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut