Selain kondisi lingkungan yang sulit, Russell juga menyoroti “trauma mengerikan” yang dialami oleh anak-anak di Israel dan Gaza serta Tepi Barat yang diduduki.
“Kami melakukan yang terbaik untuk menjangkau setiap anak yang membutuhkan, namun penyaluran bantuan kemanusiaan – terutama Gaza – saat ini sangatlah menantang. Hal ini disebabkan oleh kondisi pengepungan yang diberlakukan di Gaza saat ini, dan kondisi yang sangat berbahaya saat staf kami beroperasi,” tegasnya.
“Anak-anak tidak memulai konflik, dan mereka tidak berdaya untuk menghentikannya. Mereka membutuhkan kita semua untuk mengutamakan keselamatan dan keamanan mereka dalam upaya kita,” pungkasnya.
Seperti diketahui, tentara Israel memperluas serangan udara dan daratnya ke Jalur Gaza, yang terus menerus dilanda serangan udara sejak serangan mendadak Hamas.
Lebih dari 9.800 orang tewas dalam konflik tersebut. Termasuk 8.306 warga Palestina dan 1.538 warga Israel.iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan