JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - INDONESIA memiliki 9 (sembilan) warisan dunia UNESCO. Mulai dari candi hingga taman nasional yang sangat indah dan sudah mendunia. Situs warisan dunia UNESCO atau UNESCO's World Heritage Sites sendiri merupakan tempat khusus atau landmark yang telah ditetapkan sebagai program warisan dunia secara internasional yang dikelola langsung oleh UNESCO World.
Dikutip dari okzone.com, Sabtu (2/9/2023) melalui laman Kantor Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO Kementerian Pendidikan Indonesia, terdapat 9 situs warisan dunia UNESCO di Indonesia seperti berikut :
1. Candi Borobudur Kawasan Candi Borobudur telah ditetapkan sebagai situsan warisan dunia UNESCO Indonesia sejak 13 Desember 1991. Mengutip laman Kebudayaan Kemendikbud RI, bangunan candi yang terletak di Desa Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini mulai dibangun pada abad 824 Masehi oleh Raja Samaratungga ketika masa Wangsa Syailendra.
Bangunan candi ini dibagun guna memuliakan agama Budha Mahayana. Dari segi bangunanya sendiri, Candi Borobudur memiliki ukuran panjang 121,66 meter dan lebar 121,38 meter, serta tinggi 35,40 meter. Susunan tinggi bangunannya ini pun terlihat berundak sembilan teras dengan satu buah stupa di induk puncaknya.
Diketahui batu-batu yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur yakni 2 juta potong batu.
2. Candi Prambanan Sama seperti dengan Candi Borobudur, Candi Prambanan pun diresmikan menjadi situs warisan dunia UNESCO Indonesia pada 13 Desember 1991. Candi Prambanan ini memiliki kisah legenda yang sangat menarik. Pembangunannya diketahui karena permintaan dari Rara Jonggrang pada raksasa Bandung Bandawasa.
Kala itu, Rara Jonggrang hanya memberi waktu satu hari. Di balik kisah legenda tersebut, Candi Prambanan memiliki enam bangunan utama dengan ukuran sebagai berikut:
- Candi Siwa: luasnya 34 x 34 meter; tinggi 47 meter - Candi Brahma: 20 x 20 meter; tinggi 33 meter. - Candi Wisnu: 20 x 20 meter; tinggi 33 meter.
- Candi Nandi: 16,71 x 15,21 meter; tinggi 27,06 meter. - Candi A: 14,37 x 14,37 meter; tinggi 24,53 meter.
- Candi B: 14,41 x 14,37 meter; tinggi 24,36 meter.
3. Museum Manusia Purba Sangiran Museum Manusia Purba Sangiran menyajikan puluhan ribu fosil dari dua juta tahun yang lalu. Walaupun demikian, beberapa fosil masih relatif utuh. Untuk menyimpan berbagai macam fosil yang ada tersebut, Museum Manusia Purba Sangiran memiliki luas 56 km persegi meliputi tiga kecamatan di Sragen (Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh) serta Kecamatan Gondangrejo yang masuk wilayah Kabupaten Karanganyar.
4. Sistem Subak Bali Sistem Subak di Bali merupakan suatu sistem pengairan yang berhubungan dengan hukum adat dan dipercaya sebagai konsep kehidupan (sosial-pertanian-keagamaan) masyarakat Bali. Sistem Subak Bali ini memiliki luas irigasi sekitar 20.000 hektare yang berada dalam lima kabupaten, yaitu Kabupaten Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, dan Tabanan.
5. Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto yang berada di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan, Sumatera Barat ini ditetapkan sebagai warisan budaya UNESCO sejak 10 Juli 2019. Alasan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto diputuskan sebagai situs warisan budaya UNESCO yakni karena tiga hal berikut ini:
- Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto menunjukkan perkembangan teknologi perintis abad ke-19 yang menggabungkan antara ilmu teknik pertambangan bangsa Eropa dengan kearifan lingkungan lokal, praktik tradisional, serta nilai-nilai budaya dalam kegiatan penambangan batubara yang dimiliki oleh masyarakat Sumatera Barat.
- Adanya hubungan sistemik industri tambang batubara, sistem perkeretaapian, dan pelabuhan yang berperan penting bagi pembangunan ekonomi dan sosial di Sumatera dan di dunia.
- Nominasi Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto menggambarkan dinamisnya interaksi sosial dan budaya antara dunia timur dan barat, yang berhasil mengubah daerah tambang terpencil menjadi perkotaan dinamis dan terintegrasi, yang terdiri dari masyarakat multi-etnis dan multi-agama.
6. Taman Nasional Komodo Taman Nasional Komodo merupakan adalah taman nasional yang bertujuan menjaga kelestarian hidup biawak komodo (Varanus komodoensis) bersama dengan alam sekitarnya. Selain itu, di tempat ini juga terdapat kuda, rusa, ular, banteng liar, babi hutan jantan, kera, berbagai jenis burung, hingga biota laut.
Taman Nasional Komodo ini memiliki luas total 1.733 km² dengan mencakup tiga pulau besar, mulai Komodo, Padar dan Rinca, dan 26 pulau kecil.
7. Taman Nasional Ujung Kulon Taman Nasional Ujung Kulon melindungi satwa seperti badak jawa, owa jawa, surili, maleo, tarsius, anoa, macan tutul, dan masih banyak lainnya. Taman marga satwa yang terletak di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten ini pun menyediakan berbagai macam wahana rekreasi seperti curug, pemandian air panas, dan lainnya.
8. Taman Nasional Lorentz Taman Nasional Lorentz yang terletak di Papua berfungsi untuk melindungi Buaya Muara (Crocodylus porosus) dan Buaya Air Tawar Irian (C. Novaeguineae). Selain itu, di tempat tersebut pun diperkirakan sebagai tempat kediaman Suku Nduga, Dani Barat, Suku Amungme, Suku Sempan dan Suku Asmat.
9. Hutan Hujan Tropis Sumatera Hutan Hujan Tropis Sumatera menjadi warisan budaya UNESCO sejak 2011. Tempat yang sering dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua ini berfungsi untuk menyerap karbondioksida dari udara, menyimpannya, dan menghasilkan oksigen. Adapun ciri-ciri umum hutan hujan tropis yakni pohonnya memiliki batang yang tinggi, curah hujan di daerah tersebut tinggi, suhu stabil, serta daun-daun pohon lebar dan hijau. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan