Lapas Porong Luncurkan Tahu Nigarin, Makanan Organik Berteknologi Jepang Buatan Warga Binaan

Nanang Ichwan
Tahu niagarin hasil produksi warga binaan lapas Porong. Foto: ist.

Sementara itu, Kepala Bidang Kegiatan Kerja Lapas Kelas I Surabaya, Rudi Hartono, menyampaikan bahwa produksi dilakukan oleh empat warga binaan yang bekerja secara bergiliran. “Alhamdulillah, empat warga binaan mampu menghasilkan hingga 100 bungkus per hari. Harganya terjangkau, satu bungkus isi tiga tahu hanya Rp 10 ribu, dan untuk partai besar Rp 8 ribu,” jelas Rudi.

Setiap bungkus berisi tiga potong tahu berukuran 5x6 sentimeter dengan berat total sekitar 350 gram. Rudi menyebut, produk ini kini mulai diminati konsumen. "Selain masyarakat umum, salah satu pelanggan tetap kami adalah rumah sakit di Surabaya,” ungkapnya.

Ia juga memaparkan proses pembuatannya secara detail. Kedelai organik impor dicuci dan direndam 4–5 jam, kemudian digiling untuk memisahkan filtrat dan ampas.

Filtrat kedelai dimasak hingga suhu 100 derajat celcius sebelum ditambahkan 160–200 ml nigarin untuk membentuk gumpalan protein. “Gumpalan tersebut kemudian dicetak, diberi pemberat, lalu didinginkan hingga siap dipotong,” tuturnya.

Menariknya, seluruh limbah produksi dapat dimanfaatkan kembali. “Ampasnya bisa dibuat perkedel, tempe menjes, bahkan pakan ternak. Air perasannya dapat digunakan untuk minuman kesehatan, biogas, atau pupuk cair,” tandasnya.

Editor : Aini Arifin

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network