NGANJUK, iNewsSidoarjo.id – Pelestarian cagar budaya di Kabupaten Nganjuk menghadapi ancaman serius akibat minimnya dukungan anggaran dari APBD. Hingga kini belum ada program penyadaran masyarakat yang berjalan aktif, sementara penyelamatan situs sejarah semakin terhambat.
Pengelolaan museum yang dibiayai APBN masih berjalan baik dan menunjukkan peningkatan kunjungan setiap tahun. Namun kondisi di lapangan menunjukkan banyak situs cagar budaya rusak, hilang, atau bahkan dijual tanpa pertanggungjawaban.
Kepala Bidang Kebudayaan Disporabudpar Nganjuk, Amin Fuadi, menyatakan bahwa sebagian besar anggaran habis untuk menggaji 11 juru pelihara situs, sehingga kegiatan sosialisasi dan perlindungan tidak bisa berjalan optimal. “Banyak situs yang rusak karena kesadaran masyarakat masih rendah. Kegiatan penyelamatan pun terkendala anggaran,” ujarnya.
Amin menambahkan bahwa persoalan ini sudah berlangsung selama beberapa tahun dan makin terasa karena kurangnya kegiatan edukasi dan sosialisasi. Imbal jasa untuk upaya penyelamatan juga dinilai masih sangat minim.
Akibat lemahnya perhatian, masyarakat dan generasi muda berpotensi kehilangan jejak sejarah daerahnya. Pemerintah daerah diharapkan segera melakukan evaluasi dan menambah alokasi anggaran agar warisan budaya Nganjuk tidak punah.
Editor : Aini Arifin
Artikel Terkait
