Kisah Raja Mataram Kuno di Balik Berdirinya Candi Borobudur

Avirista Midaada
Candi Borobudur, salah satu peninggalan Raja Semaratungga dari Mataram Kuno. (istimewa).

SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id - Raja Mataram Kuno pembangun Candi Borobudur yakni Raja Samaratungga mungkin tak banyak yang tahu.

Bahkan, Nama Raja Samaratungga dari Kerajaan Mataram kuno atau Medang tak sepopuler Sanjaya atau raja lainnya seperti Hayam Wuruk atau Prabu Siliwangi.

Namun kiprahnya begitu penting, termasuk saat mempelopori berdirinya Candi Borobudur yang kokoh hingga saat ini. Sosok Raja Samaratungga muncul dari Prasasti Kayumwungan yang dikeluarkan oleh Rakai Patapan Mpu Palar.

Melangsir dari iNewJatim.id Jumat, ( 25/3/22 ). Siapa sebenarnya sosok Samaratungga, Sebagaimana dikutip dari buku "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa" tulisan Sri Wintala Achmad, prasasti tersebut merupakan prasasti yang dikeluarkan oleh raja bawahan Samaratungga.

Prasasti tertanggal 26 Mei 824 ini merupakan bentuk penghormatan Mpu Palar sebagai seorang bawahan kepada atasannya. Pasalnya Mpu Palar merupakan raja bawahan Samaratungga.

Sosok Samaratungga sebagaimana diungkapkan sejarawan Slamet Muljana merupakan anak dari raja Mataram Samaragriwa yang pernah memerintah Medang pada tahun 800-812 Masehi. Pendapat Slamet Muljana ini dikuatkan dengan Prasasti Pongar yang dikeluarkan pada tahun 802 Masehi.

Prasasti tersebut menyebutkan Kamboja berhasil melepaskan diri dari penjajahan Jawa. Pelepasan Kamboja dari kekuasaan Jawa tersebut melatarbelakangi Samaragriwa kemudian membagi wilayah kekuasannya untuk kedua putranya Samaratungga dan Balaputradewa.

Samaratungga mendapatkan wilayah di Jawa (Medang), sedangkan Balaputradewa mendapatkan wilayah di Sumatera.

Sebelum menjadi raja di Medang, Samaratungga terlebih dahulu menjadi kepala daerah Garung yang bergelar Rakryan i Garung atau Rakai Garung. Samaratungga sendiri naik tahta dan bergelar Sri Maharaja Samaratungga. Semasa menjadi raja, Samaratungga menikahkan putrinya Pramodawardhani dengan Mpu Manuku dari Wangsa Sanjaya yang menjabat sebagai penguasa daerah Patapan pada 807 M berdasarkan Prasasti Munduan.

Saat menjabat sebagai raja pula Samaratungga membangun sebuah bangunan bernama Candi Bhumisambhara, yang merupakan nama lain dari Candi Jinalaya. Samaratungga mempercayakan arsitek Gunadharma.

Selain itu, Samaratungga melibatkan Kumarabacya dari Gandhadwipa (Bangalore) dan Visvawarman, yang merupakan ahli ajaran Buddha Tantra Vijrayana dari Kashmir, India. Pendapat adanya kisah pendirian Candi megah itu juga sejalan dengan Prasasti Kulrak yang dikeluarkan pada tahun 784 M. iNewsSidoarjo.id

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network