SURABAYA, iNewsSidoarjo.id - Suasana di depan Kantor Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) II Jawa Timur mendadak riuh dan dramatis pada Senin (5/5/2025). Puluhan warga yang tergabung dalam Komunitas Cinta Bangsa (KCB) Cabang Jawa Timur menggelar aksi demonstrasi yang tak biasa, menuntut kejelasan atas dugaan praktik korupsi dan pungutan liar (pungli) terkait Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT) di internal BPTD II Jatim.
Sejak pagi hari, massa aksi telah memadati area depan kompleks perumahan kantor BPTD II Jatim. Dengan semangat membara, mereka menyampaikan orasi-orasi pedas yang menyuarakan kekecewaan mendalam terhadap dugaan tindakan haram yang dilakukan oleh oknum pegawai di instansi tersebut.
Spanduk-spanduk bertuliskan tuntutan keadilan dan pemberantasan korupsi tampak membentang di antara kerumunan pengunjuk rasa, menjadi simbol perlawanan terhadap praktik yang dianggap merugikan masyarakat. Aksi demonstrasi ini tidak hanya diwarnai dengan orasi-orasi yang lantang. Sebagai bentuk ekspresi kekesalan yang memuncak lantaran dugaan korupsi tak kunjung diusut tuntas, para pengunjuk rasa melakukan aksi simbolis dengan membakar ban bekas di tengah jalan.
Asap hitam membumbung tinggi, menjadi penanda kemarahan dan frustrasi yang dirasakan oleh KCB Jatim. Aparat kepolisian dan TNI tampak berjaga ketat di sekitar lokasi, memastikan aksi berjalan kondusif dan tidak mengganggu ketertiban umum. Setelah menyampaikan aspirasi didepan kompleks perumahan, para demonstran bergerak menuju kantor utama BPTD II Jatim.
Di sinilah puncak drama aksi protes ini terjadi. Sebuah teatrikal unik digelar di depan pintu masuk kantor, menarik warga perumahan sekitar kantor. Seorang paranormal dihadirkan untuk melakukan ritual 'pengusiran roh jahat' yang diyakini bersemayam di dalam kantor BPTD II Jatim.
Ketua koordinator lapangan aksi, Holik Ferdiansyah, menjelaskan bahwa teatrikal ini merupakan simbolisasi dari upaya membersihkan instansi BPTD II Jatim dari praktik-praktik kotor korupsi dan pungli yang merugikan. "Kami melakukan aksi ini sebagai bentuk keprihatinan mendalam terhadap dugaan korupsi yang terjadi di BPTD II Jatim. Teatrikal ini adalah cara kami menyampaikan pesan bahwa kami ingin instansi ini bersih dari praktik-praktik yang merusak," tegas Holik.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait
