Siswa SD Raih Medali Emas Olimpiade Matematika di Thailand, Bagaimana Cara Belajarnya?

Lutfiana Cinta
Kisah Inspiratif Siswa SD Raih Medali Emas Olimpiade Matematika di Thailand. (Foto: IG)

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id – Arkanza Zidan Giovanni atau disapa dengan Zidan merupakan siswa kelas 1 SD yang berhasil meraih medali emas dalam Final Olimpiade Thailand International Mathematical Olympiad (TIMO) 2024–2025.

Sang ibu, Tiqa membagikan momen harunya melalui unggahan di Instagram pribadinya, @tiqasya. Dalam unggahan tersebut, terlihat jelas betapa bangganya ia atas perjuangan sang anak.

"Masha Allah, Allahumma barik, Alhamdulillah. My lil cimbul is a GOLD medalist of Thailand International Mathematical Olympiad 2024-2025. Terima kasih ya Allah for all the blessings, thank you Zidan for your hard work and efforts, always remember that 'Luck is What Happens When Preparation Meets Opportunity'. And of course, thank you Papa untuk selalu memberikan yang terbaik untuk aku dan Zidan. i’m a proud Mom,” tulis ibunya, dikutip dari okezone.com pada Jumat (7/3/2025).

Diketahui final TIMO 2025 berlangsung pada 21–23 Februari di Chiang Mai, Thailand. Ajang kompetisi bergengsi ini diikuti oleh 11 negara, di antaranya Filipina, Thailand, Hong Kong, Kamboja, Australia, Myanmar, India, Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Tips Belajar Efektif Tiqa lantas membagikan beberapa tips efektif agar anak mau belajar dengan nyaman dan tanpa paksaan.

-Pertama, mengurangi distraksi saat belajar agar Zidan bisa lebih fokus. -Kedua, menanamkan afirmasi positif sebelum tidur. Tiqa selalu mengajarkan bahwa setiap aktivitas memiliki waktunya masing-masing.

-Ketiga, menciptakan tempat belajar yang nyaman dan menarik. Biasanya, Tiqa memastikan area belajar Zidan dengan cara selalu menyediakan boneka Paw Patrol kesayangan Zidan. -Keempat, tidak memaksa dan memarahi anak ketika anak sedang tidak fokus belajar.

Selain itu, Zidan juga mahir berbahasa Inggris. Tiqa awalnya hanya mengenalkan satu bahasa, yaitu bahasa Indonesia. Menurutnya, mengenalkan lebih dari satu bahasa sejak dini bisa berisiko menyebabkan speech delay.

Sejak usia 1–2 bulan, Tiqa rutin membacakan buku untuk Zidan, ia juga tidak merekomendasikan penggunaan gadget sebelum anak berusia 2 tahun. Ketika Zidan mulai memahami bahasa dan merespons percakapan, sang ibu mulai mengenalkan bahasa Inggris dengan cara alami.

Misalnya, saat bercerita, ia mengulang kalimat dalam bahasa Inggris. Menurutnya, setiap anak unik dengan minat dan kelebihan masing-masing, sehingga tugas orang tua adalah mendukung tanpa membandingkan dengan anak lain. iNewsSidoarjo

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network