Sebagai komponen maritim dalam misi Unifil, MTF memiliki peran sentral untuk menjaga stabilitas keamanan di laut dengan melakukan operasi interdiksi laut atau Maritime Interdiction Operation (MIO). Tugas prajurit TNl yang akan melaksanakan misi perdamaian sangatlah kompleks dan strategis, yakni mendukung kebijakan pemerintah di kancah internasional dalam upaya perdamaian dunia.
“Prajurit TNl adalah prajurit terlatih, disiplin, dan profesional serta berprestasi sebagaimana yang telah ditorehkan oleh para Kontingen Garuda sebelumnya, pegang teguh Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Delapan Wajib TNl, serta menghormati dan menjunjung tinggi budaya setempat dan menghindari pelanggaran sekecil apapun,” lanjut Laksma aTNI Bayu.
Masih menurut Laksma TNI Bayu, penugasan ini adalah tugas yang mulia sebagai dharma bhakti seorang prajurit. Keberangkatan crew heli yang tergabung dengan prajurit KRI Iskandar Muda-367 ke Lebanon menjadi bukti kesiapan operasional TNl AL yang tinggi. “Persiapan dan pelatihan panjang yang telah dilalui adalah bekal berharga dalam penugasan. Momen ini juga sebagai pengalaman bagi prajurit untuk menjadi bekal dalam menjalankan penugasan di TNI AL dan semangat memberikan yang terbaik dari kemampuan yang dimiliki selama melaksanakan Satgas,” tandasnya.
Sementara itu, Tampak hadir dalam kesempatan tersebut, Inspektur Puspenerbal, Dirrenbang, Dirops, Dirlog, Dirpers, Dirlambangja Puspenerbal, Danwing Udara 2, Danlanud Juanda, Kafasharkan Pesud dan Dankolat Penerbal. Hadir juga Ketua Gabungan Jalasenastri Puspenerbal, Ny. Vivi Sisyani Jaffar, Wakil Ketua Gabungan Jalasenastri Puspenerbal, Ny. Dicca Bayu, para pengurus dan Ketua Cabang dan istri crew Pesawat Helikopter Panther AS 565 MBe HS-1306.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait