SIDOARJO, Sidoarjo.iNews.id – Kreatif, Cerdas dalam membaca peluang, tercipta karya bisnis kuliner perpaduan suasana dan rasa makanan menjadikan pengunjung serasa di rumah sendiri.
Kesan itulah yang diciptakan Prasetyo (41), pemilik warung Segunung Omah & Kopi di Kavling DPR II, Desa Pagerwojo, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Dengan konsep yang ditawarkan prasetyo yakni, menu rumahan dengan bentuk warung omah joglo, menjadi imajinasi pengunjung kembali ke masa lampau.
Menu khas Jawa yang ditawarkan seperti kotokan pe, lodeh lombok, tongkol sarden, botok telor asin serta gudeg. Sedangkan minuman jadul meliputi dawet segunung, kapiten, temulawak, beras kencur, kunir asem serta kunir asem.
“Yang saya tawarkan di sini adalah menu rumahan sehari-hari sekaligus bisa menghadirkan klangenan (kesenangan) diantaranya minuman kapiten misalnya, lalu minuman beruap ini dulu sering kita temui saat kita masih kecil,” tutur Iwan, Rabu (9/3/2022).
Sedangkan menu gudeg, lanjut Iwan, tidak disajikan setiap hari karena memasaknya butuh waktu dua hari. Biasanya makanan khas Jogja ini disajikan setiap akhir pekan.
“Menu-menu tersebut berawal dari istri saya yang gemar memasak. Jadi pas wis. Istri saya yang mengurusi masakan, kalau saya yang mengurusi tempatnya,” kata dia.
Bapak tiga anak ini mengatakan, menu yang paling banyak dicari adalah kotokan pe, lodeh Lombok dan gudeg Jogja. “Gudeg Jogjanya gudeg kering ya, seperti gudeg wijilan di kendil,” jelasnya.
Soal bangunan Segunung Omah Sego & Kopi yang berbentuk Joglo, Iwan membelinya dari Gunung Kidul. Menurut penjualnya, rumah tersebut kerangka tahun 1920 an.
“Awalnya rumah Jawa ini saya jadikan tempat tinggal lebih dari setahun lalu. Bukan Jawa penuh sih, tapi saya campur dengan nuansa Bali sehingga ada taman nya. Namun saat melihat potensi yang ada, maka saya rubah menjadi usaha kuliner,” terangnya.
Iwan hanya merubah sedikit saja. Misalkan sentong ( kamar ) tengah diubah menjadi dapur. Begitu masuk bangunan joglo, pengunjung disambut sepasang patung Loro Blonyo. Di pojok kiri terdapat sebuah TV jadul. Kesan kuno tersirat dari kursi menjalin.
“Ornamen-ornamen antik seperti meja marmer adalah warisan dari kakek saya dan kakek istri. Itu sangat tua lho. Ada merk nya VOC dan tembus cahaya. Ada juga gerobak yang usianya mungkin dua ratus tahun lebih,” ucapnya.
Karena keunikan bentuk bangunan dan ornamennya, Segunung Omah Sego & Kopi kerap dijadikan pasangan untuk prewedding.
Nur Hidayah, salah satu pelanggan mengatakan, hampir setiap minggu sekali dia datang kesini. “Selain menu Jawa rumahan seperti kotokan ikan pe dan lodeh lombok, saya sangat suka dengan soto ayamnya. Terasa gurih. Saya juga suka pisang raja goreng. Soal harga sangat bersahabat dan tempatnya sangat adem di hati,” ucapnya.
Editor : Nanang Ichwan
Artikel Terkait