SIDOARJO, iNews.id - Tradisi Jimpitan yang dulunya lekat dengan kehidupan di pedesaan, kini kembali dihidupkan di tengah masyarakat perkotaan. Seperti yang ada di Griya Permata Gedangan RT 06 RW 08, Keboansikep, Gedangan, Sidoarjo, di mana warga menggelar kegiatan "Jimpitan Sapu Jagad".
Ketua RT 06, Ifron Hady Susanto, menjelaskan bahwa dalam kegiatan Jimpitan ini, warga menyumbangkan beras, barang bekas, baju baru/bekas layak pakai (BB/BLP), dan uang.
"Hasil dari Jimpitan ini dialokasikan 30% untuk kesiapsiagaan bencana, 30% untuk program ibu PKK, 30% untuk warga yang sakit, dan 10% untuk santunan bagi warga yang membutuhkan," ungkap Ifron.
Barang bekas dan pakaian layak pakai juga tidak disia-siakan. Barang bekas dijual kembali untuk mendapatkan dana pembangunan sarana prasarana di kampung. Sedangkan pakaian layak pakai dibersihkan, dipacking ulang, dan disalurkan kepada warga kurang mampu atau yang terkena musibah seperti kebakaran rumah.
Ifron menegaskan bahwa Jimpitan ini merupakan wujud nyata solidaritas dan gotong royong antar warga.
"Kami berharap kegiatan ini dapat terus dilakukan sebagai wujud nyata kepedulian dan bantuan sosial kepada sesama," tambahnya.
Salah satu penggerak Ibu-ibu PKK di RT 06, Anas, menambahkan bahwa manfaat utama Jimpitan ini adalah kebermanfaatan bagi sesama.
"Benefit yang utama memang bukan materi, tapi kami mencoba memupuk jiwa kekeluargaan yang ada khususnya di lingkungan kami terlebih dulu," tambah Anas.
Lebih lanjut, Anas menjelaskan bahwa Jimpitan ini menjadi motor penggerak bagi masyarakat. Contohnya, bapak-bapak bertugas mengambil Jimpitan di setiap rumah, sedangkan para ibu-ibu PKK bertugas memilah hasil Jimpitan.
Beras hasil Jimpitan dijual kembali ke warga dengan harga yang murah. Hasil penjualan tersebut digunakan untuk membangun Fasilitas Umum (Fasum) atau sarana di lingkungan.
Melalui revitalisasi budaya Jimpitan ini, diharapkan solidaritas dan kebersamaan antarwarga semakin terjaga dan terus berkembang di lingkungan masyarakat Gedangan, Sidoarjo.
Ketua RW 08 Desa Keboansikep, Bambang Prihasto, menambahkan bahwa budaya Jimpitan saat ini sudah semakin sulit ditemukan di perkotaan. Di lingkungan RW 08, hanya RT 06 yang masih mempertahankannya hingga sekarang.
Upaya warga Griya Permata Gedangan RT 06 RW 08 dalam menghidupkan kembali budaya Jimpitan patut diapresiasi. Jimpitan menjadi bukti nyata bahwa semangat gotong royong dan kepedulian sosial masih tertanam kuat dalam masyarakat, bahkan di tengah hiruk pikuk kehidupan perkotaan.
Inisiatif ini diharapkan dapat menginspirasi komunitas lain untuk melestarikan budaya Jimpitan dan mempererat tali persaudaraan antarwarga.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait