Alhasil, di bawah bimbingan Shin Tae-yong yang berusia 53 tahun itu, Garuda Muda berhasil mengalahkan timnas Korea Selatan U-23 dalam turnamen tersebut melalui adu penalti (11-10) setelah kedua tim bermain imbang 2-2 hingga perpanjangan waktu.
Meskipun sempat beredar kabar bahwa Shin Tae-yong dianggap sebagai pengkhianat oleh masyarakat Korea Selatan karena menyebabkan kegagalan timnas negaranya sendiri, namun kabar tersebut akhirnya terbantahkan.
Kim Hee-gone, seorang penggemar timnas Korea Selatan, menyatakan bahwa yang seharusnya disalahkan adalah Presiden Asosiasi Sepak Bola Korea (KFA), Jung Mong Kyu, dan menuntut pengunduran dirinya.
Menurutnya, orang Korea berpikir bahwa Shin Tae-yong, yang ditinggalkan oleh KFA, membalas dendam, dan pengunduran diri Jung Mong Kyu adalah yang diinginkan oleh para penggemar, karena dinilai telah merusak seluruh sistem.
Shin Tae-yong sebelumnya dianggap gagal saat menangani timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 karena gagal melangkah dari fase grup. Kala itu, dia dan timnya disambut dengan lemparan telur serta bantal dan guling sebagai bentuk penghinaan saat kembali ke negaranya.
Kondisi tersebut menyebabkan KFA tidak memperpanjang kontrak pelatih tersebut. Namun, kini Shin Tae-yong menunjukkan keberhasilannya bersama Timnas Indonesia, baik di level senior maupun U-23, sehingga membuat para penggemar Korea Selatan kembali memuji kehebatan pelatih kelahiran Yeongdeok pada 11 Oktober 1970 itu. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait