Sempat Diharamkan di Era Ottoman, Namun justru Digemari Kaum Sufi?

Miftah H. Yusufpati
Kopi sempat diharamkan di era Ottoman. Foto/Ilustrasi: Daily Sabah

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Kesultanan Ottoman memainkan peran penting dalam mempopulerkan kopi , mulai dari diperkenalkannya kopi di Istanbul pada pertengahan abad ke-16 hingga pendirian kedai kopi sebagai pusat interaksi sosial dan pertukaran intelektual.

Hal ini diakui di dunia Islam, setelah Yaman , Arab, dan Mesir , pada abad ke-16. Sejalan dengan hal tersebut, ada pepatah dalam bahasa Turki yang berbunyi “kopi berasal dari Yaman”.

Dengan demikian, masyarakat Turki baru mengenal kopi pada pertengahan abad ke-16. Misalnya, pengelana epik Ottoman Evliya Çelebi menyebutkan dalam "Travelogue" -nya tentang kehadiran 300 depot kopi dan sekitar 500 pengrajin kedai kopi di Istanbul saat itu.

Awalnya dibudidayakan di Yaman dan digunakan di wilayah tersebut dalam jangka waktu yang lama, kopi kemudian digunakan secara luas di seluruh Jazirah Arab, yang mengarah pada pembukaan kedai kopi pertama di Makkah pada tahun 1511.

Dikutip dari sindonews.com pada Sabtu (23/3/2024) melalui daily Sabah karena minuman beralkohol dilarang dalam Islam, penyebaran kopi, minuman panas dan harum, di negara-negara Muslim menjadi lebih mudah.

Diketahui saat ini, banyak sumber yang menyebutkan bahwa kopi yang sudah menjadi kebutuhan menyenangkan dalam kehidupan kita sehari-hari dan namanya dipadukan dengan kata " Turki " di banyak negara, berasal dari India .

Merupakan jenis pohon yang tingginya mencapai 6-8 meter (19-26 kaki) dan menghasilkan buah berupa biji. Para ahli percaya bahwa hanya 1 kilogram kopi kering diperoleh dari 15-20 kilogram kopi segar. Karena karakteristik ini, kopi awalnya digunakan bukan sebagai minuman melainkan sebagai makanan, dan kopi menyebar dari India hingga Yaman sekitar abad ke-15.

Dibukanya kedai kopi pertama di samping masjid yang sering dikunjungi jamaah masjid seringkali menjadikan kedai kopi tersebut sebagai tempat berkumpulnya para penganut tarekat sufi yang sama.

Selain itu, aspek nikmat dari kopi tidak dapat diabaikan, karena kopi memfasilitasi interaksi yang menyenangkan di antara orang-orang, sehingga mengarah pada saling pengertian dan keakraban.

Disebut Moka Penyebaran kopi sebagai salah satu elemen berkumpul dan bersantai dimulai di sini. Orang Eropa, karena ziarah umat Islam ke Makkah, juga menyebut bentuk lain dari kopi pahit yang mereka minum di wilayah itu sebagai "moka".

Pepatah Turki lainnya berbunyi, “Seteguk kopi memiliki kenangan seribu tahun.” Sebagai suguhan yang berkesan dan penuh perhatian, kopi dengan cepat menyebarkan pengaruhnya ke seluruh dunia.

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network