Namun pihak desa menyayangkan, adanya aktivitas menaikkan gas dengan melakukan flaring atau pembakaran tersebut tidak disosialisasikan jauh hari sebelumnya, namun baru Kamis malam (11/1) pihaknya menerima informasi dari operator Lapangan Gas JTB, PT Pertamina EP Cepu (PEPC).
"Api yang mendadak besar dari lapangan gas ini membuat warga ketakutan," katanya.
Sementara, Manager ComRel CID PEPC Rahmat Drajat mengatakan, saat ini PEPC sedang melakukan serangkaian kegiatan sebagai upaya menaikkan kapasitas produksi. Kegiatan yang dijalankan ini mungkin dapat menimbulkan perubahan rona suara dan flare di area sekitar, namun masih dalam kapasitas normal operasi JTB.
"Dalam menjalankan operasi, kami mengacu pada standar operasional prosedur (SOP) yang mengedepankan aspek keselamatan, dengan tim siap siaga untuk mendukung kelancaran operasi," katanya. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait