JAKARTA, iNewsSidoarjo.id – Rohingya adalah kelompok Muslim minoritas yang berasal dari Negara Bagian Rakhine (Arakan) di Myanmar (Burma). Mereka telah dipaksa meninggalkan tempat asalnya dan diarahkan ke kamp-kamp pengungsian di Bangladesh dan negara-negara lain.
Menurut laporan Al Jazeera, orang Rohingya menggunakan bahasa Rohingya atau Ruaingga, sebuah dialek yang berbeda dari bahasa yang umumnya digunakan di Myanmar.
Disebabkan oleh penganiayaan dan kekerasan berkelanjutan, ratusan ribu orang Rohingya melarikan diri ke berbagai negara tetangga, baik melalui jalur darat maupun laut.
Dilansir dari Okezone.com dan mengutip Minority Rights, mayoritas Muslim di Negara Bagian Rakhine menyebut dirinya sebagai "Rohingya", kata yang berasal dari bahasa Bengali dan mirip dialek Chittagonian. Mereka mengidentifikasi diri mereka sebagai penduduk asli wilayah tersebut.
sementara pemerintah Burma dan kelompok nasionalis Buddha menganggap mereka sebagai keturunan India yang bersekutu dengan Inggris. Dalam konteks sejarah, mayoritas orang Rohingya menganut agama Islam.
Menurut Konstitusi 1948, nenek moyang yang berasal dari India dan Bangladesh diakui sebagai warga negara Burma oleh pemerintah sipil hingga terjadinya kudeta militer pada tahun 1962.
National Geographic melaporkan bahwa umat Islam telah tinggal di Burma sejak lama, dengan peningkatan tiga kali lipat saat Kekaisaran Burma menaklukkan wilayah tersebut pada tahun 1784. Setelah itu, Inggris menaklukkan Burma pada tahun 1824.
Selama lebih dari 100 tahun, pemerintah Inggris membawa migrasi pekerja dalam jumlah besar dari India ke Myanmar, mengatur Myanmar sebagai provinsi Bangladesh.
Oleh karena itu, mayoritas umat Buddha menganggap Rohingya sebagai orang Bengali dan menolak istilah tersebut sebagai konsep baru. Sebagai akibatnya, Rohingya tidak diakui sebagai salah satu dari 135 kelompok etnis di Myanmar.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait