Minum Air Bekas Kuda hingga Dibuang 14 Kali dari Pesawat, Ini Fakta Prajurit Kopassus di Medan Opera
Umar yang bertugas di sektor barat Darfur dengan Ibu Kota El-Zenina menjadi satu-satunya pasukan Indonesia di sana. Selama penugasan, Umar tidak mengalami masalah dalam penyesuaian dengan para prajurit asing yang juga bertugas meski baru bertemu di tempat tugas dengan latar bangsa dan budaya berbeda.
"Kita punya kode etik sendiri dan tidak boleh diskriminatif. Tugas kita mengumpulkan data tentang faksi di masyarakat, Investigasi kriminalitas dan monitoring wilayah contohnya daerah Al Zenina," kata Umar.
Prajurit Kopassus yang mendapat tugas sebagai Military Observer (Milobs) di daerah konflik yang ditunjuk PBB, tidak mengalami kesulitan berarti dalam mendekati masyarakat, apalagi penduduk setempat adalah Muslim. Sebagai penghormatan atas kehadiran prajurit Kopassus, penduduk setempat menghidangkan air minum.
"Mereka begitu senang kedatangan saya yang Muslim. Untuk menunjukkan penghormatan, mereka langsung memberi saya minum. Sayangnya, air minum diambil dari tempat di mana kuda mereka juga minum, maklumlah air barang langka. Jadi dengan menahan nafas saya minum air kecokelatan yang mereka tawarkan, Untung tidak kena penyakit,” katanya.
Kejadian itu pun langsung dijadikan pengalaman oleh prajurit Korps Baret Merah ini. Setiap melakukan kunjungan ke warga setempat, Mayor Umar selalu mengaku sedang berpuasa.
”Sejak itu puasa tidak puasa, saya selalu mengaku puasa kalau sedang melakukan kunjungan," tutupnya. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait