SURABAYA, iNewsSidoarjo.id – Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur (Jatim) Choilrul Anam atau akrab disapa Cak Anam meninggal dunia, Senin (9/10/2023). Cak Anam meninggal dunia sekitar pukul 05.49 WIB.
Kabar duka ini disampaikan keluarganya dan beredar luas di sejumlah grup WhastApp. انا لله وإناإليه راجعون _Innalillahi wa inna ilaihi raji'un... Telah berpulang ke rahmatullah, ayahanda kami, Choirul Anam (Cak Anam), pagi ini pukul 05.49. Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau.
Dan mohon do'a nya untuk kepulangan beliau. Kepergian Cak Anam tentu meninggal duka mendalam bagi para kader dan warga nahdliyin.
Sebab, kiprah dan perjuangan Cak Anam di NU selama ini cukup besar. Profil dan Biodata Cak Anam Dilansir dari iNews.id, Senin (9/10/2023) melalui dari berbagai sumber, Choirul Anam, lahir di Jombang, Jawa Timur, 30 September 1954.
Sejak kecil hingga SMA, Cak Anam mengabiskan waktunya di Jombang. Cak Anam memulai belajarnya di Madrasah Ibtidaiyah Nadlatul Ulama (MINU) di Jombang dan tamat pada 1967.
Lalu melanjutkan pendidikan jenjang SMP hingga SMA di kota yang sama. Lulus SMA, Cak Anam melajutkan kuliah di Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya (sekarang UNISA).
Selama kuliah, Cak Anam mendalami NU untuk penulisan Skripsi hingga lulus sarjana pada tahun 1984 dengan gelar Sarjana Ilmu Aqidah dan Filsafat. Perjalanan Organisasi Cak Anam tercatat sebagai aktivis sejak di kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Dia aktif di organisasi intra maupun ekstra kampus. Di intra kampus, Cak Anam pernah dua kali mejadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan pernah menjadi ketua presidium Dewan Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Sedangkan di ekstra kampus, Cak Anam aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Di masa pergerakan sekitar tahun 1977/1978, Cak Anam pernah ditahan selama 4 bulan gegara mendemo Presiden Soeharto.
Sejak 1978 Cak Anam juga aktif di dunia pers kampus. Pada tahun 1982 Cak Anam pernah diutus oleh KH Achmad Sjaichu untuk mengikuti “Course Regional Islamic Da’wah Council of South east Asia and the Pasific” di Universitas Teknologi Malaysia di Kuala Lumpur.
Setelah itu pada akhir 1982 bergabung sebagai wartawan majalah Tempo. Di luar aktivitas itu, Cak Anam juga aktif di organisasi Nahdlatul Ulama (NU) hingga duduk sebagai Ketua GP Ansor Jawa Timur. Kiprahnya di NU ini pula yang membuat Cak Anam dekat dengan beberapa tokoh NU seperti KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) hingga KH Hasyim Muzadi.
Karier Politik dan Perjuangan untuk NU Pada awal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berdiri, Cak Anam mendapatkan amanah sebagai Ketua DPW PKB Jawa Timur. Di tangan Cak Anam pula, PKB bertranformasi menjadi partai politik cukup besar di Jatim.
Namun, pada perjalaannya, Cak Anam pun keluar dari PKB dan mendirikan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU). Hal itu terjadi saat terjadi perseteruan di tubuh PKB. Meski berubah haluan di dunia politik, perjuangan Cak Anam di NU tidak pernah padam, sekalipun tidak lagi menjadi pengurus aktif.
Perhatiannya yang besar terhadap NU pula yang membuatnya tergerak untuk mengawal perjuangan NU lewat ormas yang didirikan, yakni Pergerakan Penganut Khittah Nahdliyah (PPKN). Di luar aktivitas itu, Cak Anam juga sering menuangkan buah pikirannya tentang NU, PMII dan PKB lewat beberapa karya buku sebagai berikut:
1. Jejak langkah sang guru bangsa-suka duka Mengikuti gus dur sejak 1978
2. Pertumbuhan Dan Perkembangan NU 3. Pemikiran KH. Achmad Siddiq
4. Konflik elit PBNU Seputar Muktamar 5. Gerak langkah pemuda ansor
6. PMII berbagai Visi dan Persepsi
7. Dua tahun PKB Jawa Timur
8. Seandainya Aku jadi Matori. Demikianlah profil dan biodata singkat mantan aktivis GP Ansor Choirul Anam atau Cak Anam. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait