Garis Pertahanan Pertama Rusia Berhasil Dibobol Ukraina

Berlianto
Ukraina sukses menembus garis pertahanan pertama Rusia di dekat Zaporizhzhia. Foto/Ilustrasi

Ia mengungkapkan bahwa pasukan Rusia berlindung di ruang beton di belakang perangkap anti-tank dan di luar ladang ranjau yang penuh dengan bahan peledak, dan begitu terbuka sehingga kendaraan apa pun – yang berfungsi untuk menjinakkan ranjau atau menyerang – yang mendekati daerah tersebut akan ditembaki dengan keras dari posisi yang tetap dan diperkuat, katanya. Namun Ukraina, yang telah berulang kali mengejutkan dunia atas keberhasilan mereka melawan kekuatan militer Rusia, terus maju.

Pasukan infanteri keluar pada malam hari dengan susah payah membersihkan koridor dari ranjau, bergerak meter demi meter dalam kegelapan.

“Begitu peralatan apa pun muncul di sana, Rusia segera menembaki dan menghancurkannya. Itu sebabnya pembersihan ranjau hanya dilakukan oleh infanteri dan hanya pada malam hari,” jelasnya. Kini setelah ladang ranjau ditembus, Rusia telah kehilangan banyak keuntungan.

“Ada perbedaan yang sangat besar antara lini pertahanan pertama dan kedua,” terang Tarnavskiy.

Jalur kedua tidak dibangun dengan baik, sehingga warga Ukraina dapat menggunakan kendaraan mereka, meskipun masih terdapat ladang ranjau. Karena pasukan Rusia juga beroperasi di wilayah ini, mereka ditempatkan dalam petak-petak, bukan dalam barisan pertahanan tunggal.

Ketika ditanya tentang lambatnya kemajuan dalam menerobos garis pertahanan Rusia dalam serangan lain di timur di sepanjang garis pertahanan musuh, ia mengatakan bahwa serangan tersebut memiliki tujuan lain dan menambahkan bahwa Ukraina sedang mempersiapkan serangan mendadak lainnya untuk menguras pasukan Moskow.

“Untuk sukses dalam satu arah, Anda harus selalu menyesatkan musuh. Tujuan utama (ofensif di dekat) desa Velyka Novosilka memiliki tujuan yang berbeda,” ungkap Tarnavskiy. Dia menolak menyebutkan batas waktu untuk mencapai target besar seperti Melitopol, atau garis pantai Laut Azov, namun mengatakan pertempuran akan terus berlanjut.

Kemajuan militer yang lambat selama musim panas mendukung masyarakat di negara-negara Barat yang menyerukan perundingan dengan Vladimir Putin untuk mengakhiri perang. Posisi tersebut telah ditolak dengan keras di Ukraina, karena banyak pihak yang merasa bahwa kekalahan total atas Rusia akan mencegah invasi berikutnya; penyelesaian apa pun yang memberi imbalan kepada Moskow atas penggunaan kekerasan akan memberikan alasan bagi Moskow untuk mencoba lagi di masa depan.

“Jika kita berhenti maju, musuh akan mengumpulkan kekuatan baru dan memperkuatnya. Kita akan mencapai perbatasan Ukraina pada tahun 1991. Kami tidak ingin melihat anak-anak dan bahkan cucu-cucu kami berperang melawan Rusia, dan siapa yang bisa menghentikan mereka? Hanya kita," serunya.

Tarnavskiy adalah komandan kelompok pasukan operasional dan strategis Tavria, yang namanya diambil dari nama wilayah bersejarah yang mencakup Crimea, yang merupakan pengingat akan komitmen militer Ukraina, yang kini diperburuk oleh kekalahan selama 18 bulan terakhir.

“Semakin dekat dengan kemenangan, semakin sulit. Mengapa? Sebab sayangnya kita kehilangan yang terkuat dan terbaik. Jadi sekarang kami harus berkonsentrasi pada area tertentu dan menyelesaikan pekerjaan. Tidak peduli betapa sulitnya bagi kita semua,” tukasnya. iNewsSidoarjo

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network