Terkait kualitas udara yang memburuk, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengusulkan agar sekolah kembali menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk meminimalisasi terjadinya masalah kesehatan pada anak. Usul PJJ dinilai perlu pengkajian yang lebih mendalam.
“Karena pasti ada dampaknya apabila kebijakan ini diberlakukan. Seperti dampak psikososial pada anak mengingat PJJ dapat mengisolasi anak-anak dari lingkungan sosial di sekolah yang diperlukan untuk tumbuh kembang mereka,” ujar Puan.
"Interaksi langsung dengan teman sekelas dan guru memiliki nilai penting dalam membentuk keterampilan interpersonal dan perkembangan mental. Selain itu pembelajaran jarak jauh juga akan berpengaruh pada pemahaman mendalam tentang materi belajar," katanya.
Untuk itu, Puan menyebut kebijakan PJJ harus dipikirkan lebih jauh lagi. Mengingat tidak semua anak memiliki akses yang sama terhadap teknologi yang diperlukan untuk PJJ. Hal ini bisa mengakibatkan kesenjangan dalam kualitas pendidikan yang diterima anak-anak.
“Jadi memang harus dikaji secara komprehensif sebelum diputuskan, termasuk mengenai infrastruktur dan kebutuhan lainnya. Selain itu pembelajaran jarak jauh dapat memberikan beban tambahan bagi orang tua, terutama bagi orang tua yang harus bekerja," ujarnya.
Puan pun mendorong pemerintah untuk segera menentukan sikap terkait dampak kesehatan bagi anak di tengah polusi udara. Apalagi terjadi kenaikan kasus infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA di Ibu Kota.
"Pemerintah perlu mengambil langkah sigap dan tanggap dalam menyelematkan generasi bangsa dari paparan polusi udara yang mengakibatkan mudahnya terserang penyakit," tutur Puan. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait