JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Kisah Mbah Boncolono seketika akan membawa ingatan kita pada cerita heroik Robin Hood dari Nottingham, Inggris, atau mungkin si Pitung dari Jakarta.
Ya, pada zaman dahulu, nama Mbah Boncolono sangat terkenal di Kediri, Jawa Timur.
Melangsir dari iNewsKediri.id, Seperti diketahui masyarakat sekitar, Mbah Boncolono memiliki ajian sakti Rawarontek yang membuatnya ahli dalam kekuatan spiritual.
Seperti apa kisah Mbah Boncolono? Berikut ulasannya dikutip melalui Instagram @Diosetta, Jumat (14/7/2023).
Ajian Rawarontek Mbah Boncolono sendiri diketahui berasal dari Kota Kediri. Ia mendapatkan gelar sebagai seorang Robin Hood.
Pria ini memiliki ajian Rawarontek, ilmu yang berasal dari Jawa. Konon dengan memiliki ilmu ini akan membuat pemiliknya hidup abadi dan konon, seseorang yang mempunyai ilmu ini takkan bisa mati walau kepalanya terpenggal.
Mendapatkan anugerah ilmu ini, Mbah Boncolono tak sedikitpun menyalahgunakan ilmunya. Mbah Boncolono justru mempergunakan ilmu itu untuk menolong orang banyak.
Kesaktian Rawaronteknya itu ia gunakan untuk menolong kaum lemah pada era penjajahan Belanda. Mbah Boncolono kerap melakukan aksi heroik dengan merampas harta benda milik Belanda, guna dibagikan kepada warga miskin.
Tak heran kemudian mbah Boncolono kerap dijuluki atau dikenal dengan sebutan ‘Robin Hood dari Kediri’. Kisah ini diyakini terjadi pada abad ke-18 usai perang Jawa. Mbah Boncolono dikenal juga sebagai maling sakti yang jasad dan kepalanya dikubur secara terpisah karena memiliki ajian Rawarontek.
Hal itu terjadi saat beberapa kali pihak Belanda berhasil menangkap Mbah Boncolono, namun upaya untuk menghabisi selalu gagal.
Mencari Kelemahan Mbah Boncolono Upaya Belanda untuk mengakhiri Mbah Boncolono selalu gagal, akhirnya pihak Belanda meminta bantuan masyarakat pribumi untuk mencari kelemahan dari Mbah Boncolono.
Kemudian, diketahui Mbah Boncolono mempunyai ilmu Rawarontek. Singkat cerita, para pribumi suruhan Belanda ini membocorkan kelemahan Mbah Boncolono, sekaligus menghabisi nyawa mbah Boncolono.
Jasadnya kemudian dimakamkan secara terpisah antara kepala dan badan. Untuk kepala dimakamkan di Ringin Sirah (sekarang berada di belakang Kediri Mall), sedangkan untuk badannya dimakamkan di Bukit Maskumambang, kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kediri.
Di sana, tubuhnya dimakamkan dekat dengan Tumenggung Mojoroto dan Pancolono yang konon kabarnya mereka adalah saudara seperguruan.
Kini makam Mbah Boncolono telah menjadi cagar budaya di Kota Kediri, tepatnya di Bukit Maskumambang, di mana lokasi itu merupakan puncak tertinggi yang ada di Kediri.
Untuk sampai di lokasi makam, Anda harus menaiki anak tangga sebanyak 473 buah. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait