JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman paling beropotensi menjadi bakal cawapres Ganjar Pranowo dari kalangan militer.
Dikutip dari SINDOnews.com Jenderal Dudung dianggap berpotensi kuat menambah perolehan suara dalam Pilpres 2024.
Analis politik dari Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting mengatakan, Dudung yang berasal dari etnis Sunda, dikenal sebagai prajurit TNI yang tegas, berani, dan dekat dengan kalangan Islam. Jawa Barat merupakan lumbung terbesar suara dalam pemilu.
Dari Dudung diharapkan akan mendapatkan dukungan dari wilayah Jawa Barat termasuk Banten.
Dua wilayah bagian dari suku Sunda yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di Indonesia juga termasuk jumlah pemilih terbanyak dalam pemilu.
Menurut Ginting, Dudung termasuk pimpinan TNI yang rajin mengunjungi pesantren dan organisasi massa Islam di Tanah Air.
Ia juga termasuk menjadi ayah asuh anak-anak yatim piatu di sejumlah pesantren, membuat program bagi kalangan santri untuk masuk TNI AD.
Begitu juga aktivitas kompetisi sepakbola lingkungan santri dan sekolah-sekolah Islam.
“Dudung identik dengan figur nasionalis religius sebagai gambaran ideal pemimpin bangsa Indonesia. Bisa menjadi imam sholat, khotib, mengaji, sebagaimana kaum santri,” ungkap Ginting, Kamis (22/06/2023).
Selain Dudung, sosok yang diprediksi Selamat menjadi cawapres Ganjar adalah Sandiaga Uno dan Nasaruddin Umar.
Dudung, Sandi, dan Nasaruddin Umar memiliki latar belakang berbeda dengan Ganjar yang dipersepsikan sebagai politikus nasionalis sekuler sesuai karakter dari PDIP.
PDIP, lanjut Ginting, akan melihat kandidat bakal cawapres dari koalisi kompetirornya. Jika mengusung pengusaha, maka yang akan ditampilkan adalah Sandiaga Uno.
Jika menampilkan figur dari militer, maka PDIP akan menempatkan Jenderal Dudung Abdurachman. Namun, jika koalisi lawan menampilkan tokoh ulama, maka partai banteng moncong putih akan menyorongkan Nasaruddin Umar.
“Jadi PDIP biasanya akan melihat calon kompetitornya terlebih dahulu dalam mengusang kandidat bakal cawapres. Hal itu akan dilakukan di ujung akhir pendaftaran ke KPU pada November 2023,” jelas dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unas itu.
Dikemukakan, Ganjar dicitrakan sebagai aktualisasi partai bercorak nasionalis sekuler dan memiliki basis massa kuat di Jawa Tengah dan Bali. Sehingga PDIP membutuhkan pendamping yang kuat di luar Jawa Tengah dan Bali.
Ketiga tokoh itu dicitrakan sebagai figur nasionalis religius dan dapat mendulang suara di wilayah di mana suara PDIP kurang kuat.
Editor : Nanang Ichwan
Artikel Terkait