Pada latihan kali ini, selain penanganan kecelakaan pesawat udara atau aircraft accident exercise disimulasikan juga skenario airport security exercise, yakni adanya gangguan keamanan berupa aksi menyuarakan aspirasi, yang disertai tindakan anarkis dari teroris yang berusaha menunggangi penyampaian aspirasi tersebut, berupa pengrusakan fasilitas dan penyaderaan petugas bandara di kawasan lobby Terminal 1.
Sedangkan pada latihan fire building exercise adalah kelanjutan dari skenario sebelumnya, dimana terjadi kontak senjata antara teroris dengan pasukan kontra terror, yang mengakibatkan salah satu peluru yang ditembakkan mengenai panel listrik yang menyebabkan hubungan arus pendek, dan kebakaran di Hotel Ibis yang berada di area terminal bandara.
“Kami berharap ketiga simulasi yang dirancang mendekati kondisi riil ini dapat mempertajam kemampuan, alur koordinasi, dan komunikasi seluruh stakeholder di Bandara Juanda, tidak hanya dalam kondisi normal tetapi juga saat keadaan darurat yang dapat terjadi di mana saja dan kapan saja,” pungkas Sisyani.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait