JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Mi instan merupakan salah satu makanan yang digemari banyak orang. Selain rasanya lezat, mi instan juga sangat mudah dimasak.
Belum lama ini konten kreator Michael Simanjuntak alias Mike membagikan video santap mi instan tiga bungkus sekaligus.
Tak hanya itu, dia menambahkan dua topping telur rebus, dua potong ayam goreng, dan beberapa chicken popcorn.
Melangsir dari iNews.id, Video diunggah di akun TikTok-nya, @botakteras. Tahu ada video itu, Dokter Nadia Alaydrus mengimbau kepada masyarakat untuk tidak meniru porsi makan Mike itu. Apa alasannya?
"Boleh apa enggak (makan dengan porsi yang sama seperti Mike)? Jawabannya gak boleh, ya, terutama dari mi instannya," kata dr Nadia, dikutip dari Reels Instagram-nya, Sabtu (15/4/2023).
Ia menjelaskan, makan porsi double mi instan (dua bungkus) saja jangan dilakukan, apalagi tiga bungkus sekaligus. Kenapa?
"Salah satu nilai gizi tertinggi dalam mi instan adalah natrium," katanya di awal paparan. Lebih jauh, Dokter Nadia menunjukkan salah satu nilai natrium yang ada di produk mi instan varian mi goreng.
Di sana, kandungan natrium dalam 1 bungkus mencapai 1.070 mg. Kalau dua bungkus, ya, tinggal dikali dua yaitu 2.140 mg natrium. Nah, kalau 3 bungkus berarti 3.210 mg.
"Padahal, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan mengonsumsi natrium itu tidak boleh lebih dari 2.000 mg," jelasnya.
Apa memang bahayanya konsumsi natrium terlalu banyak? Di kesempatan itu, dr Nadia coba menjelaskan dampak negatif mengonsumsi natrium lebih dari 2.000 mg dalam sehari.
Jadi, saat asupan natrium itu tinggi, maka ginjal akan membuangnya melalui urin. Tapi, kalau ginjal sudah tidak lagi mampu menampung kelebihannya, natrium bakal menumpuk di dalam darah, sehingga menarik dan menahan cairan di dalam darah.
Akibatnya, kata dr Nadia, volume darah akan lebih meningkat yang pada akhirnya jantung bakal bekerja lebih keras dan meningkatkan tekanan darah dalam arteri.
"Dalam jangka pendek, mungkin hanya akan menyebabkan wajah bengkak di pagi hari, tapi kalau terjadi dalam waktu yang lama itu akan meningkatkan risiko penyakit," ujar dr Nadia.iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait