"Sementara untuk lakon pada malam hari nanti bebas," tambah kades berbadan tinggi tampan itu.
Ucapan Syukur Warga hingga Apresiasi Camat
Heri, salah warga Desa Banjar Kemuning yang kesehariannya berprofesi nelayan itu bersyukur terlaksananya sedekah petik laut atau nyadran yang digelar pemerintah desa setempat itu.
"Kami bersyukur dan mengapresiasi terlaksananya nyadran tersebut. Sedekah laut ini sangat berarti bagi para nelayan," ucapnya.
Pria 50 tahun itu meyakini jika sedekah petik laut sangat perlu dilakukan sebagai wujud syukur atas hasil. "Dan itu juga sangat berpengaruh terhadap hasil nelayan mencari rejeki dari laut," ungkap pria yang sudah 30 tahun mencari penghidupan dari laut itu.
Ia mencontohkan, dua tahun terkahir ini, dampak dari pandemi covid-19 tak ada sedekah laut. Hal itu, menurut dia, berpengaruh kepada hasil laut yang diperoleh nelayan.
"Dua tahun ini kami ancur-ancuran, pengasilan sehari rata-rata Rp 60 - Rp 100 ribu. Itu harus dipotong biaya solar perahu sebesar Rp 40 ribu," keluhnya.
"Hal ini beda dengan sebelum adanya covid-19 dalam sehari pengahasilan masih rata-rata Rp 200 ribu. Mudah-mudahan dengan adanya sedekah petik laut ini hasil para nelayan lebih meningkat," pungkas nelayan kerang itu.
Sementara Camat Sedati Abu Dardak mengapresiasi sedekah petik laut yang digelar Desa Banjar Kemuning tersebut. Hal itu, menurut dia, merupakan tradisi budaya yang sampai hari ini tetap dipertahankan.
"Sedekah petik laut merupakan budaya lokal, tradisi dari nenek moyang dulu yang tetap dilestarikan warga Desa Banjar Kemuning hingga saat ini. Lewat sedekah ini, memohon kepada Allah SWT agar rejeki para nelayan semakin melimpah dan selalu diberikan keselamatan," harapnya.
Editor : Nanang Ichwan
Artikel Terkait