SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id-Sebanyak 101 Pekerja Migran Indonesia ( PMI) non prosedural ditunda keberangkatannya oleh pihak Imigrasi Kelas 1 Khusus Surabaya, selama kurun waktu satu bulan terakhir.
Hal itu diungkapkan Ika Rahmawati, Kepala Bidang Teknologi dan Informasi Imigrasi Kelas 1 Khusus Surabaya, saat ditemui iNewsSidoarjo.id di kantornya Jalan By Pass Juanda, No.KM.3-4, Manyar, Sedati Agung, Kecamatan Sedati, Sidoarjo. Selasa, (31/ 1/ 2023).
"Selama bulan Januari ini, kita telah menunda keberangkatan pekerja migran Indonesia sebanyak 101 orang," kata Ika.
Masih menurut Ika Rahmawati, Jumlah tersebut masih sedikit, jika dibandingkan penundaan keberangkatan PMI ( Pekerja Migran Indonesia) selama tahun 2022 yang mencapai 399 orang.
Lebih jauh Ia menjelaskan, para PMI non prosedural itu akan dipekerjakan ke sejumlah negara di Timur Tengah, dan Asia.
" Pada tahun 2023 lalu, kita melakukan penundaan keberangkatan PMI non prosedural sebanyak 399 orang. Tkw ini rencananya akan bekerja di Singapura, Hongkong, Arab Saudi," urai Ika.
Pengungkapan adanya keberangkatan PMI non prosedural ini, diketahui setelah petugas Imigrasi Klas 1 Khusus Surabaya yang bertugas di Bandara Internasional Juanda, curiga dengan gerak gerik calon penumpang pesawat.
Ika Rahmawati Kabid Teknik dan Informasi Imigrasi kelas 1 khusus Surabaya
Setelah di curigai sebagai PMI yang sedang mengantri diantara penumpang lain di bandara itu, kemudian petugas imigrasi mengajak PMI ke kantor Imigrasi dan di lakukan wawancara.
Setelah di ketahui mereka merupakan PMI non Prosedural, pihak Imigrasi kemudian menyerahkannya ke BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia).
"Awalnya petugas kami yang di bandara mencurigai gerak gerik beberapa calon penumpang pesawat yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri. Setelah kita lakukan wawancara atau profiling, diduga calon penumpang ini adalah PMI non prosedural, dan langsung kita serahkan ke BP2MI," terang Ika.
Lebih jauh Ika menjelaskan, untuk mencegah adanya PMI non prosedural yang akan berangkat ke luar negeri melalui Bandara Juanda. pihaknya akan terus bekerja sama dengan instansi terkait, dan terus meningkatkan kemampuan petugas dalam mendeteksi adanya PMI non prosedural.
" Kami akan terus berkoordinasi dengan BP2MI agar pencegahan PMI non prosedural bisa efektif. Selain itu, kita di internal akan melakukan pelatihan tentang pengetahuan deteksi dini pencegahan PMI non prosedural, bekerjasama dengan kantor pusat,"pungkas Ika Rahmawati.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait