PEKALONGAN, iNewsSidoarjo.id - Banjir di yang melanda Pekalongan masih tinggi sekitar 80 cm hingga 1 meter. Dampaknya, puluhan warga Desa Pacar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan, terpaksa mengungsi di bantaran atau tanah sebelah rel kereta api.
Korban banjir nekat menempati tempat yang cukup berbahaya ini agar dekat dengan rumah dan bisa mengawasi lingkungan.
Sedangkan ribuan warga lainnya, masih mengungsi dengan kondisi berdesakan dan butuh makanan, obat serta pakaian.
Melangsir dari inews.id Abdurrahman, salah satu warga terpaksa mendirikan tenda darurat dengan menggunakan bahan seadanya sebagai tempat tinggal.
Banjir sedada di dalam rumahnya membuat aktivitas memasak, bekerja dan aktivitas lain tak bisa dilakukan lagi.
“Saya mendirikan tenda darurat yang berjarak kurang dari dua meter dari rel kereta api ini. Saya memasak, tidur, juga melakukan aktivitas lainnya,” katanya, Senin (2/1/2023).
Sekitar 3.000 pengungsi masih bertahan di pengungsian seperti aula kecamatan, masjid, musala, sekolah dan lainnya. Kondisi mereka berdesakan, minim fasilitas kesulitan untuk tidur.
“Kami sangat butuh makan, pakaian kering, susu bayi, popok bayi, alat mandi, air bersih, obat-obatan, minyak angin dan lainnya,” ujar Marni.
Di Kabupaten Pekalongan banjir melanda wilayah Kecamatan Tirto, Wiradesa, Wonokerto, Siwalan, Buaran, Bojong dan Sragi. Lokasi terparah banjir Kecamatan Tiro di Desa Pacar, Tegaldowo, Karangjompo, Mulyorejo Jeruksari.
Banjir di kota dan kabupaten Pekalongan ini terjadi di empat kecamatan. Di Kota Pekalongan yaitu di Pekalongan Barat, Pekalongan Utara, Pekalongan Timur dan Pekalongan Selatan.
Daerah terparah di Kelurahan Tirto, Pringrejo, Pasir Kramat Kraton, Bendan, Podosugih Kecamatan Pekalongan Barat. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait