MOSKOW, iNewsSidoarjo.id-Rusia menuding Ukraina memiliki mesin pembunuh super yang dibikin dalam eksperimen rahasia di biolab yang dikelola Amerika Serikat (AS).
Tudingan tersebut dilontarkan dua anggota parlemen Rusia yang mengepalai komisi untuk menyelidiki "laboratorium biologi" di Ukraina.
Melangsir dari SINDOnews com Wakil Ketua Dewan Federasi Rusia, Konstantin Kosachev, dan wakil ketua Duma Negara, Irina Yarovaya, menggembar-gemborkan apa yang mereka gambarkan sebagai temuan mengejutkan dari “penyelidikan.”
Mereka mengklaim bahwa pengujian darah tawanan perang Ukraina mengungkap berbagai penyakit yang menunjukkan bahwa mereka diam-diam bereksperimen untuk tujuan militer.
“Dan kita melihat: kekejaman dan kebiadaban yang dilakukan oleh personel militer Ukraina, kejahatan yang mereka lakukan terhadap penduduk sipil, kejahatan mengerikan yang mereka lakukan terhadap tawanan perang, menegaskan bahwa sistem kontrol dan penciptaan ini mesin pembunuh kejam diimplementasikan di bawah manajemen Amerika Serikat,” kata Yarovaya kepada wartawan.
“Dan obat peningkat performa yang masih diberikan untuk menetralisir jejak terakhir kesadaran manusia dan mengubahnya menjadi monster paling kejam dan mematikan juga menegaskan hal ini,” klaimnya seperti dikutip dari Daily Beast, Selasa (19/7/2022).
Anehnya, dia juga mengklaim bahwa keberadaan antibodi Hepatitis A dalam darah tahanan Ukraina adalah bukti konspirasi biolab Amerika, karena mantan menteri kesehatan Ukraina adalah warga negara ganda Ukraina-Amerika yang telah bekerja untuk memperoleh obat untuk pengobatan hepatitis di negara itu.
“Ini sangat mungkin pengujian obat-obatan ini pada personel militer,” kata Yarovaya. Klaim tersebut tampaknya merupakan pandangan baru terhadap teori konspirasi biolab yang secara rutin diluncurkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia untuk mencoba dan membenarkan perang di Ukraina.
Sementara teori konspirasi sudah ada sejak Uni Soviet, teori ini lebih sering diperkuat oleh tokoh-tokoh Kremlin setelah invasi 24 Februari, karena klaim awal Moskow bahwa mereka menginvasi Ukraina untuk “menghapus Nazi” sebuah negara yang dipimpin oleh seorang presiden Yahudi namun gagal mendapatkan banyak daya tarik di luar propaganda domestiknya sendiri.
Iterasi terbaru tampaknya ditujukan untuk menjelaskan kemunduran militer Rusia melalui pasukan mutan Ukraina. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait