Berikut Alasan Israel Getol Gali Masjid Al Aqsa

Sindonews, Rizky Darmawan
Masjid Al Aqsa (Reuters)

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Banyak masyarakat yang belum tahu tentang penggalian di Masjid Al Aqsa yang dilakukan Israel. Kaum zionis ini ternyata mempunyai tujuan dalam penggalian itu.

Dilansir dari aa.com.tr, penggalian yang berada di bawah kompleks Masjid Al Aqsa tersebut telah berjalan selama 60 tahun terakhir. Melangsir dari iNews id hal ini berlangsung ketika Israel menduduki Yerusalem Timur, di mana tempat suci tersebut berada selama perang Israel di tahun 1967.

Penggalian yang dilakukan Israel merupakan ancaman yang kompleks bagi penduduk kota suci Masjid Al Aqsa. Hal ini sempat diperingatkan oleh para ahli di Palestina. Israel mencaplok hampir seluruh kota itu pada tahun 1980 dan mengakuisisi sebagai Ibu Kota mereka.

Sejak 1967 Negara ini telah melakukan lebih dari 100 penggalian di bawah kota kuno yang diduga menjadi tempat drainase air hujan ini. Saat ini Israel telah melakukan sebanyak 22 penggalian di Yerusalem di mana empat diantaranya berada di bawah tembok Al Buraq di barat dan lima di antaranya berada di lingkungan Silwan.

Kedalaman penggalian ini diperkirakan mencapai 20 meter di bawah tanah. Pada bulan Juni 2019 Israel meresmikan terowongan Path of the Pilgrims. Peresmian ini dilakukan dengan peletakan batu pertama yang dihadiri oleh Duta Besar Amerika Serikat David Friedman dan utusan Timur Tengah Jason Greenblatt.

Bagi umat Islam sendiri Masjid Al Aqsa merupakan salah satu tempat suci selain Mekah dan Madinah. Sementara orang Yahudi menyebut tempat tersebut Temple Mount dan mengklaim bahwa situs itu merupakan dua kuil milik yahudi di zaman kuno.

Penggalian ini menyebabkan retakan di bangunan departemen wakaf, dinding selatan dan bagian barat komplek Masjid Al Aqsa serta dinding sekolah Al-Ashrafieh yang terletak dalam komplek suci. Bahkan penduduk Palestina sempat meninggalkan rumah., karena rumahnya takut runtuh. Runtuhnya bangunan rumah ini kerap terjadi di lingkungan Wadi Hilweh.

UNESCO sempat mengecam kegagalan Israel untuk menghentikan penggalian yang terus menerus itu yang dianggap merupakan praktik ilegal di Yerusalem Timur menurut hukum internasional pada Juni 2017.

Israel saat itu menolak mengizinkan akses UNESCO untuk memeriksa tempat tempat di Yerusalem Timur. Kepala Komite Tinggi Islam-Kristen di Yerusalem, Hanna Issa memperingatkan bahwa Israel ingin mengubah sejarah Yerusalem agar sesuai dengan narasi Yahudi.

Israel seakan ingin memberi tahu Palestina dalam kesepakatan apapun di masa depan bahwa hak atas tanah akan dibagi dan apa yang ada di bawah tanah hanya untuk orang Yahudi.

Sehingga mereka sedang membangun kota di bawah tanah. Pemerintah Israel dimungkinkan hendak mengubah semua hal hal yang ada di Yerusalem dan menghapus semua sejarah Arab dan Islam di kota tersebut.

Untuk memberikan Identitas Yahudi yang kuat di kota itu. Tentunya Yerusalem masih memungkinkan menjadi penyebab terjadinya perselisihan Timur Tengah. Hal ini dikarenakan warga Palestina yang berharap kota itu menjadi Ibu Kota negara Palestina. iNewsSidoarjo

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network