Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Desak Ikut Evakuasi, Cekcok dengan Petugas Tak Terhindarkan
SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id – Suasana tegang mewarnai proses evakuasi korban runtuhnya bangunan musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Jumat (3/10/2025).
Sejumlah keluarga korban sempat terlibat adu mulut dengan petugas evakuasi karena menuntut transparansi informasi mengenai santri mereka yang masih tertimbun. Keluarga korban mengaku sudah lima hari menunggu kabar tanpa kepastian.
Mereka berharap bisa dilibatkan langsung dalam pencarian, sebab layar monitor yang disediakan untuk memantau jalannya evakuasi dianggap tidak membantu. “Kami hanya ingin kepastian. Sudah lima hari menunggu tapi belum ada kejelasan soal anak dan ponakan kami. Monitor yang dipasang juga sering mati hidup, bahkan terlambat menampilkan informasi,” keluh salah satu keluarga korban.
Kericuhan terjadi saat keluarga mencoba masuk ke area evakuasi namun dihalangi petugas. Ketidakpuasan itu memicu perdebatan sengit di depan lokasi ponpes.
Untuk meredakan situasi, tim SAR gabungan akhirnya memberikan izin kepada dua orang perwakilan keluarga korban untuk menyaksikan langsung jalannya evakuasi di titik reruntuhan. Kebijakan tersebut diharapkan mampu memberikan pemahaman sekaligus menenangkan keluarga yang diliputi rasa cemas.
Insiden ini mencerminkan besarnya tekanan psikologis yang dialami para wali santri, yang sejak awal terus menunggu kabar keberadaan anak, saudara, maupun kerabat mereka di tengah puing bangunan yang runtuh.
Hingga hari kelima, upaya evakuasi masih berlangsung dengan mengerahkan berbagai unsur dari SAR, TNI, Polri, relawan, dan tenaga medis.
Editor : Aini Arifin