Sejarah Terukir: Inggris, Kanada dan Australia Akui Kedaulatan Palestina
NEWYORK, iNewsSidoarjo.id — Dalam sebuah langkah diplomatik yang mengguncang panggung politik global, Inggris, Kanada, dan Australia secara serentak dan resmi mengakui Negara Palestina pada hari Minggu. Keputusan bersejarah ini diambil di tengah penolakan keras dari Israel dan Amerika Serikat (AS), sekaligus menjadi sinyal baru dalam upaya internasional untuk mendorong solusi damai di kawasan tersebut.
Pengakuan ini datang hanya sehari sebelum pertemuan puncak tahunan Majelis Umum PBB di New York, di mana isu Palestina diperkirakan akan menjadi topik utama. Langkah terkoordinasi dari ketiga negara ini dipandang sebagai upaya untuk membangun momentum baru bagi solusi dua negara, yang telah lama menjadi tujuan PBB namun terhambat oleh konflik yang tak berkesudahan.
Kanada menjadi negara pertama yang mengumumkan pengakuan ini. Perdana Menteri Mark Carney menyatakan dalam sebuah pernyataan, "Ottawa mengakui Negara Palestina dan menawarkan kemitraan kami dalam membangun janji masa depan yang damai bagi Negara Palestina dan Negara Israel."
Pengumuman Kanada segera diikuti oleh Australia. Perdana Menteri Anthony Albanese dan Menteri Luar Negeri Penny Wong menjelaskan bahwa pengakuan ini merupakan bagian dari "upaya internasional terkoordinasi untuk membangun momentum baru bagi solusi dua negara, dimulai dengan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan para sandera."
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengunggah video di media sosial, menegaskan bahwa keputusan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian. "Saya menyatakan dengan jelas, sebagai perdana menteri negara besar ini, bahwa Inggris secara resmi mengakui negara Palestina," kata Starmer.
Langkah ketiga negara ini memicu kemarahan di Tel Aviv. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Inggris, Kanada, dan Australia "memberikan imbalan kepada teror" setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
"Tidak akan ada negara Palestina," tegas Netanyahu. Ia juga berpesan kepada para pemimpin yang mengakui Palestina, "Anda memberi imbalan kepada teror dengan hadiah yang sangat besar. Dan saya punya pesan lain untuk Anda: Itu tidak akan terjadi."
Senada dengan Israel, Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, mengecam langkah ini sebagai "tipuan dan kontraproduktif," menunjukkan adanya keretakan yang semakin dalam antara sekutu Barat terkait isu Palestina. Pengakuan ini terjadi setelah Majelis Umum PBB pada awal September mengeluarkan resolusi yang mendukung solusi dua negara, dengan hanya delapan negara termasuk AS dan Israel yang menentang.
Resolusi ini mencerminkan meningkatnya tekanan global terhadap Israel untuk mengakhiri pengepungan dan serangan brutal di Gaza, yang telah menewaskan hampir 65.000 warga Palestina dan menciptakan krisis kemanusiaan yang parah, menurut otoritas kesehatan setempat. Dengan pengakuan dari tiga negara berpengaruh ini, peta politik Timur Tengah mungkin akan berubah.
Pertemuan di Majelis Umum PBB pekan ini diperkirakan akan menjadi forum panas yang menentukan arah masa depan diplomasi dan perdamaian di kawasan yang telah lama bergejolak ini.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan