Dua Warga Nganjuk Nekat Panjat Jembatan Lama Kertosono Pasang Bendera Merah Putih
NGANJUK, iNewsSidoarjo.id - Tepat di Hari Kemerdekaan ke-80 RI, dua warga Nganjuk melakukan aksi nekat dengan memanjat Jembatan Lama Kertosono (JLK) untuk memasang bendera merah putih. Minggu (17/8)2025).
Aksi berani itu menyita perhatian pengguna jalan dan warga yang berada di bantaran Sungai Brantas. Dengan lantang, warga yang menyaksikan aksi tersebut meneriakkan kata "merdeka" sebagai bentuk apresiasi.
Salah seorang pelaku aksi, Saiful, mengaku tidak gentar meski kondisi jembatan tua itu memprihatinkan. "Tidak takut, wong jembatan ini masih kuat meskipun miring," ujarnya.
Saiful menegaskan pemasangan bendera di JLK dilakukan sebagai penghormatan kepada para pejuang Nganjuk yang bertempur melawan Belanda di lokasi tersebut. "Ini sebagai penghormatan untuk pahlawan yang berjuang di sini melawan penjajah," katanya.
Lebih jauh, aksi itu juga dimaksudkan sebagai bentuk penolakan terhadap wacana perobohan JLK yang santer terdengar dalam beberapa bulan terakhir. "Apakah tidak bisa membangun tanpa menghilangkan jejak sejarah? Kan targetnya untuk pejalan kaki dan roda dua, bisa dibangun di sisi jembatan," terangnya.
Dari keterangan Sukadi, Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Nganjuk, Jembatan Lama Kertosono merupakan peninggalan era kolonial Belanda yang dibangun tahun 1920.
Jembatan ini menjadi akses utama masuk ke wilayah Nganjuk dan tercatat beberapa kali mengalami percobaan peledakan, baik saat pendudukan Jepang maupun Agresi Militer Belanda II.
Pada tahun 1942, pasukan Belanda pernah meledakkan JLK untuk menghalau konvoi tentara Jepang dari arah barat. Namun, jembatan hanya terendam 30–60 sentimeter sehingga masih bisa dilalui pasukan Jepang. “Pada Agresi Militer Belanda II tahun 1949, pejuang Nganjuk kembali melakukan upaya peledakan dengan 3,5 kwintal bahan peledak, namun hanya mengakibatkan kerusakan kecil pada lantai jembatan,” ujarnya.
Editor : Aini Arifin