Semburan Awan Panas Guguran Gunung Semeru Kembali terjadi

LUMAJANG, iNews.id - Semburan awan panas Gunung Semeru meluncur hingga sejauh 3,5 kilometer ke sisi tenggara atau ke arah Besuk Kobokan dan Besuk Lengkong. 

Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Lumajang itu kembali meluncurkan Awan Panas Guguran (APG), pada Sabtu (19/3/2022).

Baca Juga

Aktivitas Vulkanik Gunung Semeru Meningkat, BPBD Lumajang Minta Masyarakat Jauhi Radius Ini

Semburan awan panas ini terpantau pos pengamatan gunung api Semeru  sekitar pukul 05.00 WIB. Dari visual rekaman CCTV Gunung Semeru terpantau mengeluarkan hembusan material vulkanik sebelum memuntahkan awan panas guguran dengan tinggi kolom abu mencapai 1.000 meter. 

Pos PGA Semeru mencatat erupsi Gunung Semeru pagi ini terekam seismograf dengan amplitudo maksimal mencapai 20 milimeter. Namun, awan panas guguran Gunung Semeru kali ini belum berdampak secara signifikan, khususnya terhadap permukiman warga yang berada di kaki Gunung Semeru. 

Kendati demikian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang mengimbau agar warga tidak beraktivitas apa pun di radius 13 kilometer dari puncak gunung semeru.

 "Warga juga kami imbau tidak beraktivitas di kanan dan kisi sungai aliram lahar di radius 500 meter. Sampai hari ini status Gunung Semeru siaga level 3," kata Kalaksa BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi. 

Baca Juga

Keluarkan Awan Panas 7 Kilometer, Gunung Semeru Berstatus Siaga

Sementara itu meski di tengah ancaman erupsi Gunung Semeru, jalur alternatif penghubung Kabupaten Malang dengan Kabupaten Lumajang di dusun Curahkobokan masih banyak warga yang melintas.

Warga beralasan tidak ada akses lain untuk mobilitas warga, sehingga terpaksa melintasi jalur lahar kendati telah dilarang petugas. 

"Sebenarnya khawatir (banjir lahar) tapi karena tidak ada jalur lain ya terpaksa melintasi jalur ini," kata salah seorang warga Ryan. iNewsSidoarjo.id

Artikel ini telah tayang di jatim.inews.id dengan judul " Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas 3,5 Kilometer, BPBD Minta Warga Menjauh. 

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan