get app
inews
Aa Read Next : Pencuri Kambing di dalam Kandang Terekam CCTV

Bisa Dihidupkan Kembali di 2028, Seperti Apa Spesies Punah Mammoth Berbulu?

Senin, 02 September 2024 | 17:17 WIB
header img
Mammoth berbulu.

JAKARTA, iNewsSidoarjo.id - Kemajuan ilmu genetika dalam beberapa tahun terakhir membawa manusia semakin dekat dengan kemungkinan untuk menghidupkan kembali spesies yang telah punah, seperti mammoth berbulu.

Namun, gagasan untuk memutar kepunahan ini menimbulkan masalah etika, ekologi, dan teknologi yang signifikan.

Dikutip dari okzone.com pada Senin (2/9/2024) melalui Gadgets 360, strategi perusahaan tersebut melibatkan pengintegrasian materi genetik spesies yang telah punah ini ke dalam genom kerabat terdekat mereka yang masih hidup, dengan tujuan untuk menciptakan kembali hewan yang dapat memainkan peran penting dalam ekosistem mereka.

Adapun pada 2003, para ilmuwan mencapai keberhasilan singkat dalam "menghidupkan kembali" spesies yang telah punah dengan mengkloning ibex Pirenia, spesies yang telah punah.

Meskipun klon tersebut hanya bertahan hidup sebentar karena cacat paru-paru, peristiwa ini menandai dimulainya minat ilmiah yang serius untuk menghidupkan kembali spesies yang telah punah.

Saat ini, teknologi telah berkembang ke titik di mana menciptakan kembali spesies yang telah lama punah menjadi kemungkinan yang realistis. Pemain utama dalam upaya ilmiah ini adalah Colossal Biosciences, sebuah perusahaan yang berkantor pusat di Texas yang telah menetapkan pandangannya untuk menghidupkan kembali beberapa spesies ikonik, termasuk mammoth berbulu, burung dodo, dan harimau Tasmania.

Ben Lamm, salah satu pendiri dan CEO Colossal Biosciences, telah mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut dapat menghasilkan anak gajah yang mirip mammoth paling cepat pada 2028. Proses tersebut melibatkan penyisipan gen yang terkait dengan ciri khas mammoth berbulu, seperti bulunya yang tebal dan gadingnya yang besar, ke dalam genom gajah Asia, kerabat dekatnya.

Embrio yang dihasilkan kemudian akan ditanamkan ke gajah pengganti, atau mungkin rahim buatan, untuk menumbuhkan makhluk hibrida tersebut.

Gagasan di balik upaya pemulihan kepunahan ini bukan sekadar untuk menghidupkan kembali spesies purba demi kepentingan mereka sendiri, tetapi untuk memulihkan fungsi ekologis yang hilang.

Misalnya, mammoth berbulu pernah memainkan peran penting dalam menjaga padang rumput Arktik, yang kini hilang karena semak belukar dan hutan. Dengan mengembalikan spesies mammoth, para ilmuwan berharap dapat menciptakan kembali ekosistem ini, yang dapat membantu penyimpanan karbon dan memerangi perubahan iklim.

Namun, potensi risikonya signifikan. Para kritikus berpendapat bahwa ekosistem telah beradaptasi dengan ketiadaan spesies ini, dan mengembalikan mereka dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak terduga dan mungkin membawa bencana. Ada juga kekhawatiran tentang implikasi etis dari penggunaan spesies yang terancam punah seperti gajah Asia sebagai pengganti, yang dapat semakin mengancam populasi mereka.

Implikasi yang lebih luas dari pemulihan kepunahan melampaui ekologi. Beberapa ahli memperingatkan terhadap kesombongan dengan menganggap manusia dapat mengendalikan teknologi yang begitu hebat.

Kemungkinan terjadinya konsekuensi yang tidak terduga adalah nyata, dan penciptaan hewan yang tidak punah dapat menimbulkan dampak yang tidak dapat kita prediksi atau kelola sepenuhnya.

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut