RUSIA, iNewsSidoarjo - Vyacheslav Volodin, ketua majelis rendah parlemen Rusia, mengatakan krisis politik Amerika Serikat (AS), perpecahan masyarakat yang mendalam, dan fokus Washington untuk “mencampuri” urusan negara lain adalah penyebab serangan penembakan terhadap Donald Trump.
Seperti diketahui, Trump ditembak di bagian telinganya saat kampanye terbuka di Butler, Pennsylvania pada Sabtu (13/7).
“Dengan kebijakannya selama bertahun-tahun, Amerika Serikat benar-benar telah berada di ambang perang saudara,” tulis Volodin di Telegram, dikutip dari okzone.com pada Senin (15/7/2024).
Serangan penembakan ini sekarang sedang diselidiki sebagai upaya pembunuhan. Penyerang ditembak mati dan aparat penegak hukum mengatakan mereka belum mengidentifikasi motifnya. Volodin juga mengatakan posisi Trump terhadap Ukraina tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan sebagai alasan serangan tersebut.
“Trump adalah satu dari sedikit politisi Barat yang secara terbuka berbicara tentang perlunya berhenti mensponsori aksi militer,” lanjutnya.
Kementerian luar negeri Rusia menggunakan penembakan itu untuk mendesak Washington agar berhenti mendanai militer Ukraina dan berkonsentrasi pada peningkatan penegakan hukum dalam negeri. Invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina pada tahun 2022 telah membawa hubungan Rusia dengan negara-negara Barat ke titik terendah sejak puncak Perang Dingin.
Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dan Kementerian Luar Negeri Rusia menunjuk pada pembunuhan presiden AS sebelumnya, dan menyoroti kegagalan keamanan dalam negeri AS. Peskov mengatakan Rusia mengutuk segala kekerasan selama perjuangan politik.
Dia melihat kandidat lain di sekitar Trump telah menciptakan suasana yang memprovokasi penembakan tersebut. Komentarnya senada dengan beberapa sekutu Trump di Partai Republik, yang langsung menyalahkan Biden.
“Setelah berbagai upaya untuk menyingkirkan kandidat Trump dari arena politik dengan menggunakan alat hukum pertama, pengadilan, jaksa, upaya untuk mendiskreditkan dan mengkompromikan kandidat tersebut secara politik, jelas bagi semua pengamat luar bahwa hidupnya dalam bahaya,” kata Peskov.
Ketika ditanya apakah serangan Trump dapat mempengaruhi legitimasi pemilu Amerika Serikat mendatang, Peskov mengatakan: "Kami tidak berhak menghakimi. Kami tidak memiliki keinginan sedikit pun untuk ikut campur. Ini adalah masalah AS." iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan