Sholat isya' Diakhir Memiliki Keutamaan, Ini Faktanya

KALAM, iNews.id-Beberapa umat Islam mungkin ada yang memilih untuk menunaikan Sholat Isya pada akhir malam, sementara yang lain tetap melaksanakannya pada awal waktu.
Dalam satu Hadis disebutkan bahwa Rasulullah menunaikan sholat Isya pada akhir suatu malam hingga melewati malam dan penduduk Madinah terlelap.
Inilah yang menjadi dalil bagi kaum muslimin untuk mengakhirkan sholat Isya. Menurut penjelasan dari Ustadz Ali Lubis Al-Mandili dalam kajiannya mengenai pandangan fiqih terhadap hal ini.
Dalam konteks ini, Imam Syafi'i menyatakan dua pendapat mengenai masalah tersebut.
1. Lebih disarankan untuk melaksanakan Sholat Isya pada awal waktu, sebab banyak Hadis Sahih yang menguraikan keutamaan sholat di awal waktu. Pendapat ini termasuk dalam kategori Masyhur dalam konteks terminologi fikih Syafi'i.
Termasuk dalilnya adalah: أي الأعمال أفضل ؟ قال: الصلاة في أول وقتها Rasulullah ditanya: "Amal apakah yang paling afdhol? Rasulullah bersabda: 'Sholat di awal waktu'." (HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al-Hakim)
2. Lebih baik menunda pelaksanaan Sholat Isya, namun tetap memperhatikan batas waktu tertentu, seperti sepertiga malam pertama, dan menurut satu pendapat, tidak melewati tengah malam. Pendapat ini termasuk dalam kategori "fi quol" dalam istilah fikih Syafi'i dan diterima oleh Imam An-Nawawi.
Dalil pendapat ini adalah: أخر النبي صلى الله عليه وسلم صلاة العشاء إلى نصف الليل Artinya: "Rasulullah mengakhirkan sholat Isya sampai tengah malam." (HR Al-Bukhari) Penjelasan Terminologi "Masyhur" dalam fikih Syafi'i menunjukkan pendapat Imam Syafi'i paling kuat dan pendapat yang dipakai untuk diamalkan.
Sebaliknya lawannya merupakan pendapat lemah. Pendapat fikih yang dianggap lemah dalam konteks Mazhab Syafi'i, namun dianut oleh Imam An-Nawawi (Ikhtiyarot Imam Nawawi), semuanya dianggap lemah jika dilihat dari perspektif mazhab Syafi'i.
Akan tetapi, dari segi dalil, pendapat tersebut memiliki kekuatan, kecuali ikhtiyarot Imam Nawawi yang terdapat dalam kitab Raudhatul Tholibin. Dalam kitab tersebut, ikhtiyarot Imam Nawawi dianggap setara dengan Sahih atau rajih, yaitu sebagai pendapat paling kuat. Isu mengenai waktu pelaksanaan Sholat Isya termasuk dalam kategori ikhtiyarot Imam Nawawi, sehingga dinilai lemah dari perspektif Mazhab Syafi'i.
Namun, dari segi dalil, pendapat ini dianggap kuat. Referensi yang mendukung hal ini antara lain terdapat dalam karya Tuhfatul Muhtaj oleh Imam Ibnu Hajar dan Sullamu Al Muta'allim Al-Muhtaj karya Imam Ahmad Maiqary Al-Ahdal. Wallahu A'lam.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan