GAZA, iNewsSidoarjo.id – Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau WFP mengatakan situasi di Gaza “mengerikan”, karena kehabisan makanan dan air selama pengepungan Israel. Daerah kantong Palestina bergantung pada generator setelah satu-satunya pembangkit listrik di sana kehabisan bahan bakar.
Namun Israel mengatakan blokadenya tidak akan berakhir sampai para sandera Israel dibebaskan. Dikutip dari okzone.com melalui BBC pada Jumat (13/10/2023), lebih dari 1.500 orang tewas di Gaza sejak Israel melancarkan serangan udara balasan.
PBB mengatakan 50.000 perempuan hamil di Gaza tidak dapat mengakses layanan kesehatan penting atau bahkan air bersih.
Sementara itu, setidaknya 150 sandera disandera di Gaza selama serangan mematikan Hamas pada akhir pekan yang menewaskan 1.300 orang. Kepala pertahanan Israel telah mengakui kegagalan dalam tugas militer untuk menegakkan keamanan dan melindungi warga negara Israel.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bersumpah akan memberikan dukungan tanpa henti kepada Israel selama kunjungannya ke negara tersebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 11 pekerja medis tewas di Gaza sejak Sabtu (7/10/2023).
WHO juga telah mendokumentasikan 34 serangan yang menargetkan penyediaan layanan kesehatan di Gaza sejak serangan balasan Israel dimulai pada Sabtu (7/10/2023) lalu.
Dalam insiden tersebut tercatat sebanyak sebelas petugas kesehatan yang bertugas tewas dan 16 luka-luka. Dalam pernyataannya, badan tersebut juga mengatakan bahwa akses tim medis darurat di lapangan terhambat oleh kerusakan infrastruktur.
Mereka melaporkan kerusakan pada 19 fasilitas kesehatan dan 20 ambulans. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan