JAKARTA, iNewsSidoarjo.id – Banyak siswa di India bunuh diri gara-gara stres ujian. Fakta ini terungkap ketika ada data 23 siswa telah melakukan bunuh diri sepanjang tahun ini, dua di antaranya terjadi pada hari yang sama di bulan lalu.
Saat bercerita, Shakib Khan (bukan nama sebenarnya) setiap pagi terbangun dari mimpi buruk kegagalan yang berulang. Dia mengalami kecemasan dan ketakutan terus-menerus.
Remaja berusia 20 tahun ini berharap mendapat tempat di Indian Institute of Technology (IIT), salah satu perguruan tinggi paling bergengsi di India. Orangtuanya sudah lama menginginkan dia menjadi insinyur yang sukses.
Tiga tahun lalu, Shakib pindah dari Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India, ke Kota, pusat lembaga pelatihan swasta di negara bagian Rajasthan di bagian utara India yang melayani generasi muda yang ingin masuk ke beberapa perguruan tinggi kedokteran dan teknik paling bergengsi di negara itu.
Orangtua Shakib harus meminjam uang dari kerabatnya untuk membantu membiayai kursus privat anaknya di Kota.
Mengapa angka bunuh diri meningkat ?
Shakib mengingat hari-hari yang berat dan malam-malam tanpa tidur, setelah upaya pertamanya yang gagal untuk masuk IIT. Semangatnya yang rendah bahkan membuatnya mempertimbangkan untuk mengakhiri hidup.
Namun, dengan pengobatan rutin, ia mulai bisa mengatasinya dengan lebih baik. Kini dia bersiap untuk upaya kedua untuk mendapatkan tempat di IIT, dan sekali lagi ia merasakan tekanan yang sangat besar untuk lulus ujian masuk.
"Tidak ada dukungan emosional saat kita merasa sedih. Saya sering menangis siang dan malam,” kata Shakib kepada DW, Jakarta dikutip dari Okezone.com Jumat (29/9/2023).
"Ada tekanan dan ekspektasi yang sangat besar dari orangtua untuk berprestasi dan itu membunuhmu dari dalam. Terkadang kita tidak bisa menahannya lebih lama lagi dan kita jadi putus asa," katanya.
Kota melihat tren yang menyedihkan ketika para pelajar berjuang menghadapi tekanan yang luar biasa, persaingan yang ketat, dan kurangnya dukungan bagi mereka yang merasakan dampak psikologis dari rasa takut akan kegagalan.
Editor : Nanang Ichwan