BLITAR, iNews.id-Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta kolaborasi dengan Warga Desa Kesamben, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Padi, membuat dua kostum karnaval.
Tema kostum tersebut adalah Dewi Sri dan Cakra Palah. Dewi Sri sengaja dipilih karena di Desa Kesamben memiliki wisata edukasi Kampung Padi. Sedangkan Dewi Sri sendiri dipercaya masyarakat nusantara merupakan tokoh yang memiliki simbol kesuburan bagi tanaman padi.
Terkait pilihan membuat kostum Cakra Palah karena untuk mengangkat budaya lokal Kabupaten Blitar. Cakra Palah selama ini sudah dijadikan sebagai motif batik khas Blitar.
Dalam proses pembuatan dua kostum tersebut, para mahasiswa ISI Surakarta yang tengah melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Kesamben berperan sebagai desainernya, sedangkan pengerjaannya dilakukan anggota Pokdarwis.
"Desain kostum Dewi Sri kami yang membuat, sedangkan kostum Cakra Palah kami di bantu pihak kampus. Untuk proses pengerjaannya dilakukan Pokdarwis selama empat hari," jelas Ketua Tim KKN ISI Surakarta, Kharisma Yogi Amarin, usai menggelar pameran di Balai Desa Kesamben, Jumat, (26/8/2023).
Kharisma melanjutkan, selama melakukan KKN di wilayah Kecamatan Kesamben, timnya juga melaksanakan berbagai program pembelajaran tentang seni yang di peruntukkan bagi warga maupun pelajar yang ada di Kesamben.
"Kita juga memberikan edukasi tentang tata cara membuat batik tulis, dan berbagai seni kretifitas lainnya. Peserta tidak saja bagi kalangan umum, juga para pelajar tingkat SD dan SMP," lanjut Kharisma.
Ia juga mengucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat Kecamatan Kesamben, khusunya warga Desa Kesamben yang telah menerima mereka dengan keramahan dan keakraban.
Dia mengharapkan, program KKN yang telah mereka laksanakan selama satu bulan, dapat bermanfaat bagi masyarakat Kesamben. Terlebih lagi dua karya bersama kostum Dewi Sri dan Cakra Palah dapat menjadi suatu kebanggaan bagi warga Desa Kesamben.
"Terima Kasih kami ucapkan kepada warga Kesamben karena telah menerima kami dengan keramahan. Semoga ilmu dan karya yang telah dilaksanakan selama KKN bisa bermanfaat bagi warga," terang Kharisma.
Terpisah, Ketua Pokdarwis Kampung Padi, Yohanes Endy Pratikto menuturkan, dengan adanya mahasiswa ISI Surakarta KKN di Kecamatan Kesamben, membawa nilai positif bagi Pokdarwis dalam mengaplikasikan seni kreatif yang didapat Pokdarwis selama pelatihan di kampus ISI Surakarta.
Masih menurut Endy, hal itu terbukti dengan hasil karya bersama dua Kostum Karnaval Dewi Sri dan Cakra Palah. Dan rencananya akan di pakai saat gelaran karnaval pada bulan Oktober.
"Rencananya, kostum itu akan kita pakai saat karnaval Oktober mendatang. Terkait kostum Dewi Sri ini sesuai dengan lambang Pokdarwis kampung padi yakni padi dan kapas. Sedangkan kostum Cakra Palah, untuk mengangkat budaya Kabupaten Blitar," jelas Endy.
Dia berharap, ada dukungan penuh dari desa, sehingga Pokdarwis akan tetap ada dan eksis, agar dapat terus berkarya untuk kemajuan Desa Kesamben.
"Semoga pemerintah desa mendukung kami sepenuhnya, soalnya di desa-desa lain mereka sangat mendukung, termasuk adanya anggaran untuk itu. Selama ini kita swadaya sendiri, sehingga kita sering kerepotan. Karena komitmen mencintai Desa Kesamben, makanya terbentuk kelompok ini dan bertahan," jelas Endy.
Hal senada juga diungkapkan Mulyantoro, Kepala Dusun Kesamben, pihaknya bersyukur, dengan adanya KKN mahasiswa ISI Surakarta di kecamatan Kesamben. Hal itu dinilai dapat memotivasi semangat masyarakat, ibu-ibu maupun anak-anak lebih kreatif serta dapat membuat batik tulis.
"Alhamdulillah dengan adanya mahasiswa KKN ini dapat memotivasi masyarakat dusun kesamben agar lebih kreatif. Mudah mudahan ke depan, bisa membuat sebuah desa wisata batik tulis. Jadi wisata ini, tidak hanya di Yogya, tapi di Kesamben juga ada. Sehingga akan muncul pembatik-pembatik profesional dari Kesamben," ungkap Mulyantoro.
Di Desa Kesamben, lanjut Mulyantoro, memiliki wisata Kampung Padi, maka dari itu Pokdarwis dan Warga membuat kostum Dewi Sri. Hal itu menunjukan ada ikatan antara masyarakat dengan kelompok wisata.
Guna mewujudkan impian tersebut, lanjut Mulyantoro, pihaknya akan berupaya untuk memberdayakan ibu-ibu, anak muda agar turut terlibat. Serta berupaya untuk dianggarkan.
"Saya harap pada BPPD untuk bisa mensupport apa yang menjadi maksud dan tujuan kita. Supaya impian bersama ini menjadi nyata," terang Mulyantoro.
"Makanya BPPD harus bekerja sama dengan semua pemangku wilayah, baik RT, RW, dan nanti di musyawarah desa kita tekankan atau kita prioritaskan pada wisata kampung padi, edukasi atau lainnya," imbuhnya.
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan