JAKARTA, iNewsSidoarjo.id –Pemberitaan besar-besaran soal insiden kapal selam Titan yang diawaki para miliarder saat menjelajahi bangkai kapal Titanic dikritik para pengguna media sosial.
Mereka menganggap media, khususnya media Barat, tidak adil karena terkesan mengabaikan tragedi karamnya kapal pengungsi di lepas pantai Yunani yang menewaskan hampir 600 migran.
Kapal selam Titan yang hilang sejak Minggu dinyatakan telah meledak dahsyat. Lima awaknya, termasuk dua miliarder, dinyatakan tewas.
Pengguna Twitter menyandingkan gambar viral kapal pukat yang membawa lebih dari 700 pengungsi yang tenggelam di lepas pantai Yunani minggu lalu dengan gambar kapal selam Titan yang hilang, menyoroti liputan media yang "bias" dan perbedaan dalam tanggap darurat dalam kedua kasus tersebut.
Upaya pencarian dan penyelamatan besar sedang dilakukan untuk kapal selam yang hilang di dekat bangkai kapal Titanic dengan liputan media yang mendetail tentang acara tersebut.
Beberapa pengguna Twitter merasa frustrasi dengan perbedaan tanggapan atas dua peristiwa tersebut. Pencarian kapal selam Titan di Atlantik utara dengan cepat menjadi respons multinasional, termasuk pesawat militer AS dan Kanada, kapal Coast Guard, dan robot teleguided.
Sementara intensitas serupa hilang dari tanggap darurat ketika ratusan pengungsi, yang melarikan diri dari perang dan kelaparan, tenggelam di Laut Mediterania.
"Saya sangat berharap 5 orang yang mencoba untuk melihat bangkai kapal Titanic diselamatkan. Saya juga bertanya-tanya apa yang terjadi dengan 500 orang pencari suaka yang masih hilang dari kapal yang dibiarkan tenggelam di Yunani," tulis Alan Lester, seorang profesor di University of Sussex dan La Trobe University, di Twitter, yang dikutip Jumat (23/6/2023) pada laman sindonews.com.
Lester membagikan halaman depan Daily Express dan Daily Mail untuk menyampaikan pesan tersebut. Wartawan, aktivis dan lain-lain menyatakan kemarahan pada bagaimana insiden kapal dari Yunani benar-benar dibayangi oleh operasi penyelamatan Titan segera setelah berita tentang hilangnya kapal itu muncul.
Kapal pukat itu membawa sebanyak 750 pria, wanita dan anak-anak dari Suriah, Mesir, wilayah Palestina dan Pakistan. Sedikit mayat yang ditemukan sejak hari kecelakaan itu.
"Sangat menarik untuk membandingkan liputan dari dinding ke dinding pada lima jiwa malang yang hilang dalam perjalanan ke kapal karam Titanic dengan 300 lebih orang yang tenggelam ketika sebuah kapal pukat nelayan tenggelam di lepas pantai Yunani pada hari Rabu," tulis penulis ternama, Clodagh Finn, di Twitter.
Menurut kelompok hak asasi manusia, Coast Guard Yunani mungkin telah mengabaikan sinyal SOS dari kapal tersebut, sementara beberapa orang yang selamat menuduh pihak berwenang Yunani terlibat langsung dalam kecelakaan tersebut.
Para penyintas dan kritikus mengatakan intervensi Coast Guard yang cepat bisa menyelamatkan nyawa karena insiden tersebut memicu perdebatan tentang protokol penyelamatan dan perlakuan terhadap pengungsi di laut.
Sementara itu, BBC, CNN, New York Times, dan banyak situs berita lainnya membuat blog langsung tentang operasi penyelamatan kapal selam Titan.
Banyak pengguna media sosial mengatakan bangkai kapal pengungsi di Laut Mediterania dan operasi penyelamatan, meskipun tertunda, oleh Yunani, tidak mendapat pembaruan menit demi menit dari outlet media yang kuat.
Kapal selam Titan mulai turun menyelam pada pukul 08.00 pada hari Minggu dan dijadwalkan muncul kembali tujuh jam kemudian, menurut Coast Guard AS.
Kapal selam yang hilang itu membawa miliarder Inggris Hamish Harding dan konglomerat Pakistan Shahzada Dawood beserta putranya Suleman, yang juga berkewarganegaraan Inggris.
OceanGate Expeditions, perusahaan pemilik kapal selam Titan, mengenakan biaya USD250.000 untuk satu kursi di kapal selam.
"Cukup banyak pengamat di Twitter mempertanyakan hierarki berita media dan asimetri antara liputan kapal selam [penjelajah] Titanic dan kapal karam migran yang dekat dengan Yunani. Jawaban dari editor?" tulis jurnalis Jean-Paul Marthoz di Twitter.
"Tidak ada yang harus mati. Namun ironisnya, 5 orang kaya [2 di antaranya dari Pakistan] pergi untuk wisata Titanic kini menjadi berita utama CNN. Sementara 298 orang miskin Pakistan yang tenggelam di Yunani tidak lagi layak untuk dibicarakan sebagai cerita utama karena darah mereka murah," kritik asisten profesor Umer Hussain.
Yang lain menjelaskan tentang terburu-buru untuk menyelamatkan penumpang Titan, sementara ratusan pengungsi dilaporkan menunggu berjam-jam di Laut Mediterania dengan harapan mendapat tanggapan darurat yang cepat sebelum kapal mereka tenggelam.
"Miliarder yang telah membayar USD250.000 untuk melihat Titanic dengan sedih dan tragis hilang dan itu mendominasi upaya global untuk menyelamatkan. Dibandingkan dengan kurangnya terburu-buru untuk menyelamatkan pengungsi yang melarikan diri dari perang dan kelaparan yang hilang di lepas pantai Yunani," tulis seorang pengguna akun Twitter @frpaddybyrne. iNewsSidoarjo
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan