Keajaiban di Tengah Lumpur: Makam KH Anas Al Ayubi, Tempat Religi di Cekungan Lapindo

Yoyok Agusta / Nanang Ichwan
Suasana bangunan makam KH. Anas Al Ayuby di tengah lautan lumpur lapindo Porong, Sidoarjo. Foto: Yoyok Agusta/Nanang Ichwan.

SIDOARJO, iNewsSidoarjo.id – Bencana semburan lumpur Lapindo yang menerjang Porong, Sidoarjo, pada 29 Mei 2006, telah mengubah peta wilayah secara drastis. Tragedi geologi ini memaksa sekitar 25 ribu jiwa dari delapan desa di tiga kecamatan mengungsi, meninggalkan rumah dan lahan yang kini tenggelam dalam lautan lumpur.

Desa Jatirejo, tempat berdirinya Pondok Pesantren Abil Hasan Asy Syadzily, menjadi salah satu yang paling terdampak dan kini telah tiada. Namun, di tengah hamparan lumpur yang membeku dan mengering, sebuah anomali spiritual berdiri kokoh, menantang logika bencana.

Itu adalah makam almarhum KH Anas Al Ayubi, ulama besar pendiri Pondok Pesantren Abil Hasan Asy Syadzily. Makam ini dulunya berada di sebelah barat Pesantren Putra, sebelum wilayah tersebut luluh lantak ditelan lumpur. KH Anas Al Ayubi adalah sosok yang dikenal masyarakat sebab kegigihan dan kesabarannya dalam mensyiarkan ajaran Agama Islam Ahlussunnah Wal Jamaah.

Konon, Almarhum adalah seorang ulama yang gigih dalam mengajarkan ajaran tersebut di wilayah Desa Jatirejo yang saat itu berpenghuni aliran di luar NU. Almarhum wafat pada tahun 2003, tiga tahun sebelum bencana lumpur datang.


Makam KH Anas Al Ayubi. Foto Yoyok/Nanang.

​​​​​​

Yang menarik, makam ini menjadi satu-satunya 'bangunan' yang tidak ikut terendam. Di saat banyak bangunan rumah warga di kawasan terdampak berubah menjadi lautan lumpur, makam ulama NU ini berdiri kokoh, dengan dikelilingi taman yang terawat.

Keunikan ini menjadi daya tarik dan simbol ketahanan spiritual yang luar biasa di tengah lokasi bencana. Makam almarhum Kiai Haji Anas Al Ayubi memang terpendam lumpur Lapindo sejak tahun 2006 silam. Namun, makam ini kemudian tetap dilestarikan dan dijadikan wisata religi.

Keputusan pelestarian ini konon berawal dari permintaan khusus Kiai Haji Abdurrahman Wahid atau Gus Dur usai wilayah Jatirejo terkena luberan lumpur Lapindo. Kawasan makam kini terasa kontras dengan pemandangan sekitarnya. Alih-alih suasana kelam, makam ini menawarkan ketenangan.

Hembusan angin sepoi-sepoi membuat suasana menjadi segar, dengan latar belakang pemandangan Gunung Penanggungan dan Arjuna yang tampak indah di kejauhan. Tak heran banyak dari peziarah yang usai mendoakan almarhum, betah untuk berlama-lama di tempat itu.

Makam di tengah lumpur lapindo ini, menjadi keunikan tersendiri, menjadikannya sebuah tempat religius yang memancarkan aura damai. Setiap hari, makam KH Anas Al Ayubi tidak pernah sepi dari peziarah. Meskipun tidak seramai pada malam Jumat, kunjungan harian tetap mengalir, menunjukkan tingginya penghormatan masyarakat terhadap karisma ulama ini.


Foto KH. Anas Al Ayuby. Foto : Yoyok/Nanang.

Penjaga makam, Ponidi, telah merawat makam ini sejak sepuluh tahun lalu. Ia menjadi saksi hidup bagaimana makam ini menjadi pusat ziarah bagi banyak kalangan. Ponidi mengatakan, setiap malam Jumat, makam ini dipenuhi oleh para santri.

Selain itu, pada hari-hari biasa pun makam KH Anas juga banyak dikunjungi penziarah. “Setiap malam Jumat, banyak santri yang berziarah ke makam. Pada hari biasa juga ramai, tapii tidak seramai pada malam Jumat,” ujar Ponidi saat ditemui iNews Sidoarjo. Selasa (14/10/2025).

Keberadaan makam ini di tengah lumpur Lapindo seolah menjadi pengingat abadi akan sosok beliau dan kehendak Ilahi. Ponidi mengaku para peziarah tidak saja datang dari Sidoarjo, namun, banyak peziarah yang datang dari kota diluar Jawa Timur.

Bahkan, banyak juga peziarah yang datang dari luar pulau Jawa. “Para peziarah tidak saja datang dari Sidoarjo, namun banyak peziarah yang datang dari kota di luar Jawa Timur. Bahkan, banyak juga peziarah yang datang dari luar Pulau Jawa,” terang Ponidi.

Dengan makam KH Anas Al Ayubi yang berada di tengah lumpur Lapindo ini, menjafi keunikan tersendiri, pasalnya, disaat banyak bangunan rumah warga di kawasan terdampak yang terendam lumpur, dan berubah menjadi lautan lumpur, makam ulama NU ini berdiri kokoh, dengan di kelilingi taman.

Kesaksian Kiai M Sholihin Jaelani Pengasuh Majelis Dzikir Rohmatul Ummah dari Cikeas

Pada Minggu, 12 Oktober 2025, seorang ulama dari Cikeas, Bogor, bernama Kiai M Sholihin Jaelani, pengasuh Majelis Rohmatul Ummah Al Qodiriyyah, mengalami peristiwa batin yang tak biasa. Saat berada di Surabaya untuk menghadiri acara pengajian, tiba-tiba muncul dorongan kuat dalam hatinya untuk berziarah ke kawasan Lapindo Brantas.

“Setelah acara pengajian selesai, entah mengapa muncul keinginan yang sangat kuat untuk datang dan melihat Lapindo,” tutur Kiai Sholihin kepada iNews.id.


KH M Sholihin Jaelani Pengasuh Majelis Dzikir Rohmatul Ummah saat berada di Makam KH Anas Al Ayuby di Sidoarjo, Minggu, 12 Oktober 2025. Foto Ist 

 

Dorongan batin itu begitu kuat hingga beliau memutuskan untuk segera berangkat ke Sidoarjo. Ia didampingi Komandan Batalyon 8 Kodam V, Letkol Arh Rudi Aryanto, bersama sejumlah perwira dan anggota lainnya.

Sesampainya di kawasan Lapindo, rombongan berhenti di suatu titik yang belum pernah mereka kenal sebelumnya. Tak disangka, tempat itu adalah makam KH Anas Al Ayubi.

“Begitu kami tiba, ternyata di lokasi itu ada makam seorang ulama besar bernama KH Anas Al Ayubi. Kami pun langsung menunaikan ziarah bersama rombongan,” ujar Kiai Sholihin.

Menurutnya, momen tersebut begitu berkesan dan sarat makna spiritual. Ia merasa seolah dipanggil secara gaib untuk datang ke makam tersebut. “Ada ketenangan yang luar biasa di sana. Makamnya berada di tengah lumpur, tapi terasa hidup dan penuh berkah,” ucapnya dengan nada haru

Editor : Aini Arifin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network