KIEV – Sebanyak 16.000 tentara bayaran yang berasal dari Timur Tengah, bergabung dengan tentara Rusia untuk ikut berperang di Ukraina.
Para tentara bayaran itu, sebagian besar berasal dari Suriah, diupah hingga USD7.000 (sekira Rp100 juta) untuk diterjunkan dalam perang di Ukraina.
Menurut pengakuan seorang tentara bayaran Suriah kepada BBC, ada dua jenis kontrak yang ditawarkan kepada mereka untuk berperang di Ukraina.
“Ada dua kontrak, satu untuk bertempur di garis depan dengan imbalan USD7.000 dan satu kontrak untuk memberikan pengamanan di garis belakang untuk USD3.500 (sekira Rp50 juta),” kata mantan tentara rezim Suriah yang identitasnya dirahasiakan itu.
Perekrutan dilakukan melaui media sosial Suriah, yang telah dibanjiri dengan permintaan agar orang-orang bergabung dengan pasukan Rusia di Ukraina.
Melangsir dari SINDOnews.com, Kamis (31/3/2022) dengan kondisi ekonomi Suriah yang sulit, ratusan orang telah mengajukan diri untuk ambil bagian dalam aksi militer Rusia tersebut.
“Ada begitu banyak orang yang mendaftar. Saya tahu ada setidaknya 200 orang yang mendaftar untuk pergi (ke Ukraina),” kata sumber itu.
“Delapan puluh persen orang mendaftar hanya untuk memastikan mereka menghasilkan cukup uang untuk makan,” tambahnya.
Menurut laporan BBC, Rusia telah membuka 14 lokasi perekrutan di Suriah, termasuk di Damaskus, Aleppo, Hama, dan Raqqa.
Sumber BBC mengatakan bahwa kemungkinan 90 persen tentara dari Suriah akan tewas di Ukraina, namun dia tetap mengambil kontrak itu untuk menghasilkan uang bagi keluarganya.
Sebelumnya intelijen Inggris mengklaim bahwa tentara bayaran Rusia dari Grup Wagner telah diterjunkan di Ukraina, meski sejauh ini belum ada laporan yang mengonfirmasinya. iNewsSidoarjo.id
Editor : Yoyok Agusta Kurniawan
Artikel Terkait