Dari Sampah Jadi Cuan: Pria Sidoarjo Sukses Raup Puluhan Juta dari Budidaya Cacing Tanah

Yoyok Agusta
Rudy, saat mengganti media untuk cacing. Selasa (30/7/2024).

SIDOARJO, iNews.id-Siapa sangka, hobi mengelola sampah rumah tangga bisa berbuah manis. Rudy Dwi Winarto, warga Desa Sawotrap, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, berhasil mengubah hobinya menjadi ladang uang yang menjanjikan.

Pria yang dulunya bekerja di perusahaan besar ini kini sukses meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah per bulan dari budidaya cacing tanah.

Perjalanan Rudy dalam dunia budidaya cacing tanah bermula pada tahun 2013. Awalnya, ia hanya ingin memanfaatkan sampah organik rumah tangga agar tidak menumpuk. Ia pun mulai mempelajari cara memelihara cacing tanah secara otodidak.

Berbagai jenis cacing seperti ANC, Tiger, dan Lumbricus pun dibudidayakannya.

“Saya mulai dengan jumlah yang sedikit, tapi lama-kelamaan semakin berkembang. Ternyata banyak yang tertarik dengan cacing tanah hasil budidaya saya, baik untuk konsumsi ikan maupun untuk bahan baku obat-obatan,” ujar Rudy. Selasa (30/7/2024).

Dengan modal yang relatif kecil, Rudy mampu membangun usaha budidaya cacing tanah yang cukup besar. Ia menggunakan karung bekas dan rak buatan sendiri sebagai media budidaya. Sementara itu, pakan cacing tanah yang digunakan pun cukup murah, seperti dedak, ampas tahu, dan jagung.

“Media untuk cacing ada beberapa pilihan yang ada di sekitar kita, bisa menggunakan limbah gergaji, eceng gondok maupun pohon pisang. Kemudian direndam dan kita tiriskan, baru kemudian kita taruh cacingnya ke media tersebut,” terang Rudy.

Dalam melakukan perawatan cacing, peternak hanya perlu menjaga kelembapan media, agar cacing tidak sampai mati.

“Yang paling penting menjaga media cacing itu tetap lembab. Bisa dua hari sekali kita basahi dengan air, tapi tergantung dengan kondisi lingkungan,” urai Rudy.

Hasil budidaya cacing tanah Rudy sangat diminati pasar. Setiap bulan, ia mampu menjual 500 hingga 700 kilogram cacing tanah dengan harga jual mulai dari Rp60.000 hingga Rp100.000 per kilogram. Tidak hanya itu, Rudy juga telah menjalin kerjasama dengan puluhan peternak binaan untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.

“Alhamdulillah kita sudah memiliki ratusan pembudidaya cacing dengan skema kemitraan. Cacing kita yang beli, tapi kita batasi maksimal satu ton sebulan,” ungkap Rudy.

Meskipun demikian, Rudy mengaku masih kesulitan memenuhi target penjualan bulanan yang mencapai satu ton untuk cacing kering maupun cacing hidup.

“Permintaan pasar sangat tinggi, terutama dari pabrik farmasi dan produsen pupuk organik. Saya berharap ke depannya bisa meningkatkan produksi,” pungkasnya.

Editor : Yoyok Agusta Kurniawan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network