CAMBRIDGE, iNewsSidoarjo.id - Dosen Universitas Cambridge memutuskan menjadi Mualaf usai melihat muslim sholat dan mendengar lantunan ayat suci Al-Qur'an. Ya, kisah itulah dialami Timothy John Winter seorang dosen Universitas Cambridge.
Ia memutuskan menjadi seorang mualaf. Dia mantap memeluk agama Islam atas kemauannya diri sendiri. Setelah menjadi seorang Muslim, dirinya mengganti namanya menjadi Syekh Abdal Hakim Murad.
Syekh Abdal Hakim Murad atau Timothy John Winter bersungguh-sungguh menjadi mualaf usai menyaksikan sendiri kebudayaan serta kebiasaan umat Muslimin.
Bagi dia, budaya yang dihasilkan Islam telah menyebar dari Timur Tengah ke berbagai penjuru dunia.
"Lihatlah Alhambra di Spanyol, Taj Mahal di India, dan lainnya. Semuanya merupakan salah satu peradaban Islam dalam dunia arsitektur," ungkap Syekh Abdal Hakim Murad, dikutip dari kanal YouTube Penduduk Langit, dilansir dari Okezone.com, Sabtu (2/12/2023).
Kemudian ia juga melihat bahwa Islam mempunyai beragam tradisi yang berbeda-beda antara satu negara dan negara lainnya. Ia mengambil contoh tradisi Islam di Afrika yang berbeda dengan tradisi Islam di Turki, Uzbekistan, Melayu, Bosnia, hingga negara lainnya.
Meski demikian, kaum muslimin hanya menyembah satu Tuhan yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala. Kemudian menjunjung tinggi Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam sebagai suri tauladan bagi seluruh umat Muslim.
"Islam bersumber dari satu dan beragam tradisi itu untuk satu tujuan, yakni Allah. Mereka semua menghadapkan diri ke satu tempat yang berdoa dan sujud, yakni ke arah Makkah yang menjadi kiblat semua umat Islam di seluruh dunia," papar Syekh Abdal Hakim Murad.
Hal tersebut menjadi titik awal perkenalan Syekh Abdal Hakim Murad dengan ajaran agama Islam. Ia mulai berpikir dan mengamati kebiasaan umat Islam dalam menjalankan keyakinannya.
Ketika di Kairo, Mesir, ia melihat kebiasaan atau rutinitas penduduk disana sering mendengarkan radio yang berisikan ceramah atau kajian serta murotal Alquran.
Selain itu yang paling Syekh Abdal Hakim Murad amati adalah banyak masyarakat Muslim di Kairo tidak pernah meninggalkan sholat wajib lima waktu dan tidak lupa menyertakan sholat sunah lainnya.
"Dari sinilah saya memahami kebiasaan orang yang menurut saya itu adalah sesuatu yang logis dan benar," ujar dosen studi Islam di Universitas Cambridge tersebut.
Menyaksikan semua hal yang menakjubkan tersebut, berhasil membuat hati Timothy makin yakin dan memutuskan untuk menjadi mualaf. Ia menegaskan bahwa masuk Islam bukan karena ajakan atau paksaan, melainkan keyakinan diri sendiri setelah percaya bahwa Islam merupakan agama paling benar. Allahu a'lam.
Editor : Nanang Ichwan
Artikel Terkait